Coach Justin Bongkar Kenyataan Level Pemain Keturunan Timnas Indonesia: Bukan Pemain Tier 1

Rabu, 25 Juni 2025 | 15:53 WIB
Coach Justin Bongkar Kenyataan Level Pemain Keturunan Timnas Indonesia: Bukan Pemain Tier 1
Pengamat Sepakbola, Justinus Laksana (Coach Justin). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Suara.com - Kehadiran pemain keturunan di tubuh Timnas Indonesia menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola nasional. Meski kontribusi mereka dinilai mampu meningkatkan kualitas skuad Garuda, sejumlah pengamat justru menyoroti belum adanya arah pembangunan tim nasional yang berkelanjutan. Salah satunya adalah analis sepak bola, Justinus Lhaksana atau yang akrab disapa Coach Justin.

Dalam sebuah perbincangan bersama konten kreator Kemal Palevi di kanal YouTube, Coach Justin menyampaikan pandangannya bahwa pemain diaspora selama ini hanya dikumpulkan untuk memperkuat tim secara instan.

Ia menilai belum terlihat adanya sistem atau blueprint jangka panjang yang dirancang oleh federasi sepak bola nasional untuk menyatukan para pemain tersebut ke dalam filosofi permainan yang solid.

Nathan Tjoe-A-On saat membela Timnas Indonesia di laga melawan China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 (pssi.org)
Nathan Tjoe-A-On saat membela Timnas Indonesia di laga melawan China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 (pssi.org)

Menurut Coach Justin, pembentukan Timnas Indonesia seharusnya bukan hanya mengandalkan rekrutmen pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri.

Ia menekankan pentingnya menyusun fondasi pembinaan yang jelas, termasuk membangun filosofi bermain khas Indonesia yang bisa menjadi identitas tim.

Tanpa kerangka kerja yang kuat, potensi besar dari pemain diaspora dikhawatirkan hanya menjadi solusi jangka pendek tanpa dampak signifikan terhadap prestasi jangka panjang.

Dalam penilaiannya, ia juga menyebut bahwa meskipun para pemain diaspora membawa pengalaman dari luar negeri, sebagian besar dari mereka belum bermain di kompetisi tertinggi Eropa.

Oleh karena itu, kekuatan tim nasional masih belum sebanding dengan negara-negara top di Benua Biru. Meski demikian, ia optimistis jika proses adaptasi antar pemain berjalan baik, maka kerja sama tim akan terbentuk secara alami dari waktu ke waktu.

"Gue sadar kekuatannya seperti apa, itu aja. Bahwa ini tim bukan tim tier 1 atau tier 2 Eropa. Ini tim punya keterbatasan, tapi keterbatasan itu harusnya bisa diatasi dengan berjalannya waktu, gitu," lanjutnya.

Baca Juga: AFC Beri Respons Soal Iran Didepak dari Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Diuntungkan?

Popularitas para pemain Timnas Indonesia, baik di dalam maupun luar lapangan, membuat mereka menjadi target iklan yang menarik bagi berbagai produk. [Kitagaruda.id]
Popularitas para pemain Timnas Indonesia, baik di dalam maupun luar lapangan, membuat mereka menjadi target iklan yang menarik bagi berbagai produk. [Kitagaruda.id]

Lebih lanjut, Coach Justin menyoroti peran penting federasi, dalam hal ini PSSI, untuk menyusun kerangka pembangunan tim nasional yang menyeluruh.

Ia menyarankan agar federasi tidak hanya berfokus pada pencarian pemain diaspora, melainkan juga menciptakan sistem yang bisa menyatukan pemain lokal dan luar negeri secara harmonis.

Kolaborasi keduanya akan efektif jika didukung oleh identitas permainan yang jelas dan konsisten.

Langkah seperti ini sejatinya bukan hal baru dalam dunia sepak bola. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Maroko telah menunjukkan bagaimana proses panjang pembinaan dan filosofi bermain yang kuat dapat menghasilkan tim nasional yang solid dan kompetitif.

Keberhasilan mereka bukan semata hasil dari talenta individu, tetapi juga karena adanya visi jangka panjang dan konsistensi dalam sistem.

Indonesia memiliki sumber daya pemain yang besar, baik dari dalam negeri maupun luar. Namun, tanpa perencanaan matang dan identitas permainan yang terstruktur, potensi itu hanya akan menjadi proyek sementara.

Coach Justin mendorong agar Timnas Indonesia tidak lagi terjebak dalam pola pembangunan instan, melainkan mulai membangun dari dasar yang kuat.

Sebagai negara dengan antusiasme tinggi terhadap sepak bola, publik Indonesia tentu berharap bahwa kehadiran pemain diaspora bukan hanya menjadi tren sesaat.

Mereka diharapkan dapat menjadi bagian integral dari kebangkitan sepak bola nasional, asalkan diarahkan dengan benar melalui strategi jangka panjang yang terukur.

Federasi sepak bola nasional perlu mulai memikirkan program pembinaan yang menyentuh seluruh lini: dari pembinaan usia dini, pelatih, infrastruktur, hingga sistem kompetisi yang mendukung perkembangan talenta muda.

Jika semua elemen ini bergerak secara sinergis, bukan tidak mungkin Timnas Indonesia dapat bersaing lebih jauh di kancah internasional, bukan hanya di level Asia Tenggara.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI