Suara.com - Klub promosi Serie A Italia, Sassuolo dikabarkan telah mengajukan tawaran secara resmi kepada Venezia untuk merekrut Jay Idzes.
"Sassuolo telah mengajukan tawraran resmi dalam beberapa jam terakhir untuk Jay Idzes," tulis laporan trivenetogoal seperti dikutip Suara.com
Bahkan menurut laporan tersebut, nilai yang diajukan resmi Sassuolo mengalahkan nilai tawaran dari Udinese.
"Meskipun nilainya hanya selisih sangat kecil," tambah media Italia tersebut.

Sassuolo saat ini dilatih oleh pahlawan Italia di Piala Dunia 2006, Fabio Groso. Dikutip data Transfermarkt, Grosso dikontrak hingga Juni 2027.
Artinya Fabio Grosso akan menjadi pelatih Jay Idzes, jika penggawa Timnas Indonesia itu menerima pinangan dari Sassuolo.
Nama Fabio Grosso mungkin paling dikenang oleh penggemar sepak bola dunia sebagai sang pahlawan yang mengantar Italia menjuarai Piala Dunia 2006.
Lahir pada 28 November 1977, Grosso memulai karier sepak bolanya dari klub-klub kecil seperti Renato Curi, Chieti, dan Perugia.
Namun, namanya mulai dikenal luas saat ia tampil impresif bersama Palermo, yang kemudian membuka jalan menuju klub raksasa Inter Milan pada musim 2006/2007.
Baca Juga: Jay Idzes Bakal Jadi Bek Termahal Jika Gabung Sassuolo
Selama satu musim di Inter, Grosso sukses meraih gelar Serie A dan Supercoppa Italiana.
Ia kemudian hijrah ke luar negeri dan memperkuat klub Prancis, Olympique Lyonnais (Lyon), sebelum kembali ke Italia dan bergabung dengan Juventus, di mana ia menutup kariernya sebagai pemain dengan meraih gelar Scudetto.
Namun, yang membuat Fabio Grosso dikenang sepanjang masa adalah kontribusinya di Timnas Italia. Ia mencatat 48 caps bersama Azzurri dan mencetak momen-momen bersejarah.
Grosso menjadi penentu kemenangan vs Jerman di semifinal Piala Dunia 2006.
Sejak tahun 2005, di bawah asuhan Marcello Lippi, Grosso menjadi andalan utama di posisi bek kiri.
Ia tampil sebagai starter reguler dan mendapat kepercayaan penuh untuk mengisi sektor kiri pertahanan Gli Azzurri di Piala Dunia 2006.
Momen penting pertama datang pada laga babak 16 besar melawan Australia. Dalam laga yang berjalan sengit dan ketat, Italia harus bermain dengan 10 pemain setelah Marco Materazzi dikartu merah.
Saat skor masih imbang 0-0 dan pertandingan memasuki injury time, Grosso melakukan penetrasi dari sisi kiri dan masuk ke kotak penalti, sebelum terjatuh setelah kontak dengan bek Australia, Lucas Neill.
Wasit asal Spanyol, Luis Medina Cantalejo, menunjuk titik putih, meski insiden tersebut menimbulkan banyak perdebatan. Francesco Totti sukses mengeksekusi penalti dan membawa Italia menang 1-0.
Banyak media menyebut bahwa Grosso melakukan "diving", namun sang pemain kemudian menjelaskan pada tahun 2010 bahwa ia memang kehilangan keseimbangan karena kelelahan, meski mengakui, "mungkin saya sedikit melebih-lebihkan."
Tak berhenti di situ. Pada babak semifinal melawan tuan rumah Jerman, pertandingan tampak akan berakhir imbang dan berlanjut ke adu penalti.
Namun, di menit ke-119, Grosso mencetak gol spektakuler dengan sepakan kaki kiri melengkung dari tepi kotak penalti yang tidak mampu dijangkau kiper Jens Lehmann.
Komentator legendaris Inggris, John Motson, menggambarkan gol itu sebagai "magnificent!"
Sementara Grosso sendiri berlari histeris sembari berteriak, "Non ci credo!" (Aku tak percaya!). Gol ini membuka jalan bagi kemenangan 2-0 Italia dan tiket ke final.
Di final Piala Dunia 2006 melawan Prancis, pertandingan berakhir imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu.
Saat adu penalti berlangsung, Grosso menjadi eksekutor terakhir Italia.
Dengan penuh ketenangan, ia mencetak gol penentu kemenangan, membawa Italia unggul 5-3 dalam adu penalti dan mengangkat trofi Piala Dunia keempat sepanjang sejarah mereka.
Setelah pensiun sebagai pemain pada tahun 2012, Fabio Grosso memulai karier kepelatihannya. Ia sempat menangani tim muda Juventus, Bari, Hellas Verona, Brescia, hingga membawa Frosinone promosi ke Serie A musim 2022/2023.
Pada 2024, Grosso resmi ditunjuk sebagai pelatih Sassuolo, menggantikan posisi Alessio Dionisi.