Sama-sama Profesional, Pemain Liga Indonesia All-Star Gugup Lawan Oxford United

Arief Apriadi Suara.Com
Senin, 07 Juli 2025 | 06:16 WIB
Sama-sama Profesional, Pemain Liga Indonesia All-Star Gugup Lawan Oxford United
Pesepak bola Indonesia All Stars Leo Guntara (tengah) dan Hansamu Yama (kanan) mencoba menghalau pesepak bola Oxford United FC Ole Romeny (kiri) saat pertandingan Piala Presiden 2025 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (6/7/2025). Oxford United FC berhasil mengalahkan Indonesia All Stars dengan skor 6-3. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/agr

Suara.com - Pertandingan pembuka Grup A Piala Presiden 2025 mempertemukan Liga Indonesia All-Star melawan tim tamu dari Inggris, Oxford United, Minggu (6/7) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Meski sama-sama berstatus sebagai pemain profesional, skuat All-Star Indonesia mengawali laga dengan kondisi kurang ideal.

Pelatih Rahmad Darmawan mengakui, anak asuhnya sempat gugup saat menghadapi tekanan dan intensitas tinggi yang ditampilkan oleh lawan.

Oxford United sukses menaklukkan Liga Indonesia All-Star dengan skor meyakinkan 6-3.

Hasil tersebut menempatkan tim asal Inggris itu di puncak klasemen sementara Grup A, sementara Liga 1 All-Star harus puas menjadi juru kunci dengan nol poin.

Dalam konferensi pers usai pertandingan, Rahmad Darmawan menjelaskan bahwa para pemainnya terlihat belum siap secara mental di awal laga.

Rasa gugup dan tekanan atmosfer membuat mereka sulit mengembangkan permainan dalam 20 hingga 25 menit pertama pertandingan.

“Terlihat mereka kurang percaya diri menghadapi satu tim dengan postur dan level permainan seperti itu. Tapi setelah itu mereka mulai berani dan perlahan menemukan ritme,” ujar Rahmad.

Hal ini terbukti ketika Oxford United langsung unggul cepat di menit kedua lewat gol Mark Harris, yang memanfaatkan umpan silang dari Matthew Philips.

Baca Juga: Sesaat Lagi Lawan Persib Bandung, Pelatih Port FC Ogah Gentar: Kami Mau Menang

Gol tersebut menjadi sinyal bahwa skuat Indonesia belum sepenuhnya mampu menyesuaikan diri dengan kecepatan dan fisik permainan tim Championship Inggris itu.

RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, mengaku tidak menerapkan strategi bertahan total.

Ia menginstruksikan pemainnya untuk tetap bermain terbuka dengan pola mid-block dan mengandalkan transisi cepat.

“Saya tidak bermain bertahan. Saya mencoba melakukan mid-block dan beberapa kali serangan cepat kita berhasil. Yang penting bagi saya adalah pemain menunjukkan karakter tidak menyerah,” tegasnya.

Namun strategi tersebut belum membuahkan hasil maksimal. Oxford terus menekan dan menambah dua gol lagi di babak pertama melalui Harris (39’) dan Michal Helik (45’), membawa keunggulan 3-1 hingga turun minum.

Salah satu perhatian utama RD dalam evaluasi laga adalah lemahnya koordinasi lini tengah.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI