Media Italia Nyinyir ke Marselino Ferdinan, Singgung Popularitas Tak Sebanding Kemampuan

Arief Apriadi Suara.Com
Senin, 07 Juli 2025 | 09:26 WIB
Media Italia Nyinyir ke Marselino Ferdinan, Singgung Popularitas Tak Sebanding Kemampuan
Wonderkid Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, tampaknya harus bersiap-siap mengucapkan selamat tinggal ke Oxford United pada musim panas 2025. (IG Marselino Ferdinan)

Suara.com - Marselino Ferdinan sempat menjadi sorotan, bukan hanya karena performanya yang menawan bersama Timnas Indonesia, melainkan juga karena komentar pedas dari media Italia yang mempertanyakan kesesuaian antara popularitasnya dan kualitas di lapangan.

Dalam artikel yang dimuat gianlucadimarzio.com, media Italia itu pernah melontarkan sindiran tajam mengenai sepak bola Indonesia dan antusiasme para pendukungnya yang dianggap tidak sebanding dengan pencapaian di level internasional.

"Indonesia dan sepak bola. Pasangan yang tidak membangkitkan emosi besar di kalangan penggemar sepak bola di seluruh dunia. Namun, di Indonesia, sepak bola adalah hal serius yang harus dibagikan dan dirayakan sebanyak-banyaknya," tulis media tersebut.

Tulisan ini menjadi pembuka dari kritik panjang yang menyasar fenomena tingginya eksistensi para pemain Timnas Indonesia di media sosial, meski prestasi di kancah global masih terbilang minim.

Marselino Ferdinan, pemain muda kelahiran 2004, disebut sebagai contoh utama dari ketimpangan ini.

Popularitasnya yang meledak setelah mencetak dua gol ke gawang Arab Saudi di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi bahan sindiran tersendiri.

"Contoh konkrit diberikan oleh Marselino Ferdinan. Berkat dua golnya ke gawang Arab Saudi dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia pada Selasa 19 November, pesepakbola itu benar-benar meraup untung besar di media sosial dan mengumpulkan jutaan interaksi," tulis Gianluca Di Marzio.

Media Italia itu seakan terkejut melihat bagaimana Marselino bisa mencuri perhatian dunia maya, bahkan meski baru bermain di level Asia Tenggara dan belum memiliki karier di klub-klub besar Eropa.

Mereka menyebut nama Marselino kerap muncul di berbagai konten yang dibumbui humor, bahkan sampai digambarkan sedang mengangkat trofi Ballon d'Or, yang langsung dibanjiri jutaan likes dan komentar.

Baca Juga: Rahmad Darmawan Kritik PSSI Usai Liga Indonesia All Star Dibantai Oxford United

Kritik yang tak kalah pedas juga diarahkan pada tingginya follower para pemain Timnas Indonesia.

“Saat para pemain Timnas sedang tur di Indonesia, mereka selalu diserbu oleh jutaan penggemar dan penggila sepak bola lokal. Kasih sayang juga ditunjukkan di web: semua anggota tim Indonesia memiliki jutaan pengikut di jejaring sosial mereka, meskipun mereka belum terlalu sukses dari sudut pandang profesional,” tulis mereka lagi.

Gianluca Di Marzio juga menyebut bahwa fenomena ini menunjukkan perbedaan kultur sepak bola yang signifikan.

Jika di Eropa popularitas biasanya datang sebagai konsekuensi dari prestasi di lapangan, di Indonesia dukungan fanatik dan interaksi digital justru datang terlebih dahulu—bahkan sebelum ada gelar bergengsi yang dimenangkan.

Dalam artikelnya, Gianluca Di Marzio semakin menajamkan opininya.

Mereka menyebut Indonesia sebagai negara dengan gairah tinggi terhadap sepak bola, namun belum mampu menarik minat publik dunia karena minimnya kontribusi signifikan di ajang internasional.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI