Liga Putri Tidak Ada, Menpora Sebut PSSI Sibuk Naturalisasi Pemain

Kamis, 10 Juli 2025 | 15:49 WIB
Liga Putri Tidak Ada, Menpora Sebut PSSI Sibuk Naturalisasi Pemain
Potret Erick Thohir, Dito Ariotedjo, dan Shin Tae-yong (Instagram/shintaeyong7777)

Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengakui memang PSSI sedang melakukan proses naturalisasi tiga pemain untuk Timnas Indonesia putri. Di sisi lain, belum ada upaya dari PSSI sampai dengan saat ini menggelar Liga Putri.

Seperti kita ketahui, Liga Putri di Indonesia sudah sangat lama menghilang. Terakhir kali berjalan pada 2019 saat PSSI dipimpin oleh Edy Rahmayadi.

Setelah itu sampai dengan saat ini, liga putri tidak jalan. Bahkan, di bawah kepemimpinan Erick Thohir saat ini, PSSI seperti belum mau bergerak menggelar kompetisi untuk putri.

Timnas Putri Indonesia. (pssi.org)
Timnas Putri Indonesia. (pssi.org)

Erick Thohir beberapa waktu lalu beralasan ketidakadaan talenta membuat liga putri belum bisa dijalankan sampai dengan saat ini. Pihaknya tak mau ambil risiko jika kompetisi terhenti di tengah jalan.

Oleh sebab itu, PSSI menempuh cara andalannya yaitu melakukan naturalisasi pemain keturunan. Ini diharapkan bisa meningkatkan prestasi Timnas Indonesia putri disaat tidak adanya kompetisi.

Ada tiga pemain putri yang sedang diajukan PSSI sudah diketahui oleh Kemenpora. Mereka adalah Isabel Kopp, Isabelle Nottet, dan Pauline van de Pol.

Dikatakan oleh Kemenpora, proses pemain-pemain yang sedang dijalankan itu tidak bersama-sama, karena dokumen datang disaat berbeda-beda.

Ya, proses, kan ada tiga atlet yang diajukan PSSI. Karena suratnya datangnya tidak bersamaan, beda-beda hari," kata Menpora Dito kepada awak media.

"Saat ini ada yang sudah kami kirim ke Kementerian Hukum. Dan ada yang masih proses klarifikasi," tambahnya.

Baca Juga: Menpora Turun Gunung Dorong PSSI Bikin Liga Putri

Dito tak menyebutkan tiga pemain yang dimaksud, tetapi dia memastikan semuanya yang sedang dalam proses naturalisasi adalah pesepak bola wanita.

"Saya tidak hafal namanya, tapi semuanya cewek. Atlet wanita semua," katanya.

Di sela ketiga pemain wanita tersebut, PSSI juga memasukan nama yaitu Mauro Zijlstra buat diproses menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Pemain berusia 20 tahun itu juga sudah diproses berkas naturalisasinya, bahkan kini sudah dilanjutkan ke Kementerian Hukum.

Melihat usia yang masih muda, Mauro Zijlstra dapat diproyeksikan untuk Timnas Indonesia U-23 dan tim senior asuhan Patrick Kluivert.

"Terkait Mauro sudah diproses di Kemenpora dan sudah dilanjutkan ke kementerian hukum. Lainnya ada beberapa yg masih rapat klarifikasi dengan lintas lembaga," tutupnya.

Menteri BUMN Erick Thohir. [Suara.com/Achmad Fauzi].
Menteri BUMN Erick Thohir. [Suara.com/Achmad Fauzi].

Ogah Terburu-buru Gelar Liga Putri

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengaku tidak apa-apa dihujat lantaran sampai dengan saat ini belum juga menggelar Liga Putri.

Bukan tanpa sebab, Erick Thohir menjelaskan bahwa ada suatu hal yang memberatkan PSSI untuk menggelar liga untuk putri.

Salah satunya adalah ketidaktersediaan talenta-talenta putri di Tanah Air. Daripada cuma berjalan sebentar, Erick Thohir lebih memilih untuk tidak menjalankan Liga putri terlebih dahulu.

"Karena sepak bola perempuan mati suri cukup lama, jadi kalau sekadar, 'Ayo! Liga Putri!' terus dibangun satu tahun, terus berhenti, karena talentanya tidak ada," kata Erick Thohir kepada awak media.

"Karena kami tidak mau liganya jalan, nanti mati lagi, jadi, saya dengan tekanan dihujat (karena) liga putri tidak jalan, saya (tetap) tidak berpikir tergesa-gesa," jelasnya.

Lebih lanjut, Erick Thohir menyebut pekerjaan PSSI ada tahapan prioritasnya seperti tim nasional, grassroots, dan kemudian kompetisi.

"Karena saya sebagai Ketua PSSI punya tanggung jawab lebih besar, membangun tim nasional, membangun grassroots, baru Liganya ada," jelasnya.

"Kami harap dengan adanya tim nasional yang berkembang, kami punya talenta yang cukup. Tapi, itu pun masih berisiko tinggi," tutupnya.

Erick Thohir mengaku mengenai belum bergulirnya liga putri juga sudah ditanyakan oleh kementerian terkait.

Lelaki yang juga menteri BUMN tersebut mengaku kepadanya bahwa tidak bisa memaksakan bergulirnya liga putri jika talentanya tak ada.

"Tadi Ibu Menteri (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) juga nanya gimana Liga Putri," ia menjelaskan.

"Kita bisa lihat teman-teman jumlah talentanya belum cukup, mau dipaksakan juga tidak mungkin," katanya menambahkan.

"Karena sepak bola perempuan mati suri cukup lama. Jadi kalau sekedar ayo Liga Putri terus dibangun satu tahun terus berhenti. Karena talentanya tidak ada," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI