Cerita Pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel Kaget dengan Suara Adzan: Saya Kan Cuma Tamu

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 12 Juli 2025 | 15:15 WIB
Cerita Pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel Kaget dengan Suara Adzan: Saya Kan Cuma Tamu
Pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel Ungkap Jurang Perbedaan Sepak Bola Indonesia dengan Eropa (Instagram Jean-Paul van Gastel)

Suara.com - Sebagai pelatih baru di Liga Indonesia--Super League, nakhoda anyar PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel mengaku ia harus beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia.

Tidak hanya soal cuaca ataupun makanan, pelatih asal Belanda itu mengaku bahwa ia dan keluarganya juga harus beradaptasi dengan kondisi tempat tinggalnya.

Salah satu hal yang cukup mengangetkan bagi Jean-Paul van Gastel ialah soal suara adzan yang berkumandang setiap hari, dari subuh hingga isya.

Jean-Paul van Gastel mengaku bahwa ia tiap hari harus bangun pada pukul 4 atau 5 pagi karena mendengar suara adzan subuh.

Pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel Ungkap Jurang Perbedaan Sepak Bola Indonesia dengan Eropa (Instagram Jean-Paul van Gastel)
Pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel Ungkap Jurang Perbedaan Sepak Bola Indonesia dengan Eropa (Instagram Jean-Paul van Gastel)

“Setiap pagi saya bangun sekitar pukul 4 atau setengah 5," ucap Gastel seperti dikutip Suara.com dari feyenoordpings.nl

"Karena di dekat tempat saya tinggal ada tiga atau empat masjid. Suaranya luar biasa kencang," ujarnya sambil tertawa.

Namun kata Jean-Paul van Gastel, hal tersebut bukan masalah baginya. Sebagai pendatang, ia mengaku harus bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut.

"Tapi saya tidak masalah kok. Saya yang harus menyesuaikan diri. Saya ini tamu, kan," ucapnya.

Klub debutan Super League 2025/2026, PSIM Yogyakarta beberapa waktu lalu resmi memperkenalkan pelatih anyar, Jean-Paul van Gastel.

Baca Juga: Pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel Ungkap Jurang Perbedaan Liga Indonesia dengan Eropa

PSIM Yogyakarta di akun Instagram miliknya memperkenalkan pelatih Belanda, Jean-Paul van Gastel sebagai nakhoda baru untuk Super League musim depan.

Jean-Paul van Gastel bukan sosok sembarangan. Pelatih 53 tahun tersebut pernah membawa NEC Breda promosi ke Eredivisie.

Selain itu, ia sempat menjadi asisten pelatih Ronald Koeman dan Giovanni van Bronckhorst.

"Aku yakin denganmu, pelatih!" tulis akun Instagram PSIM Yogyakarta, Selasa (17/6).

Meski punya opsi melanjutkan karier di Belanda usai sukses bersama NAC, ia memilih tantangan baru di Asia Tenggara.

Bagi Van Gastel, ini adalah babak baru dalam kariernya, sekaligus tantangan yang benar-benar berbeda dari apa yang biasa ia hadapi di Eropa. Namun, justru dalam perbedaan itulah ia melihat peluang untuk berkembang.

Pelatih baru PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel. (Dok. PSIM)
Pelatih baru PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel. (Dok. PSIM)

“Di Eropa kami terbiasa dengan kondisi yang berbeda. Sekarang, saya kembali ke hal-hal yang mendasar,"

"Saya senang bisa membantu klub ini dan merasakan bagaimana rasanya berada di sisi lain. Ini penting juga untuk pengembangan pribadi saya,” ujarnya kepada media Belanda Rijnmond.

Keputusan Van Gastel untuk melatih di Indonesia bukan karena keterpaksaan.

Meski sempat membawa NAC Breda promosi ke Eredivisie dan memiliki peluang untuk kembali melatih di Belanda, ia justru memilih untuk menantang dirinya di luar zona nyaman.

“Anak-anak saya sudah hampir dewasa dan sebentar lagi pasangan saya juga akan tinggal di sini secara permanen,” jelasnya mengenai alasan personal di balik kepindahan ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI