Suara.com - Perjuangan Timnas Indonesia di Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dipastikan akan sangat berat. Untuk memperbesar peluang lolos ke panggung dunia, penambahan kekuatan di sejumlah lini menjadi agenda yang sepertinya tak bisa ditawar lagi.
Program naturalisasi kembali menjadi sorotan sebagai solusi cepat dan efektif. Meskipun PSSI saat ini tengah memproses nama striker muda Mauro Zijlstra, tenaganya lebih diproyeksikan untuk Timnas kelompok umur.
Oleh karena itu, skuad senior asuhan Patrick Kluivert membutuhkan amunisi tambahan yang lebih matang untuk menghadapi laga krusial pada Oktober 2025 mendatang.
Berikut adalah 5 pemain keturunan berkualitas yang dinilai pantas untuk segera dinaturalisasi PSSI demi memperkuat Timnas Indonesia di Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026:
1. Miliano Jonathans (FC Utrecht)
![Miliano Jonathans saat membela FC Utrecht di laga pekan ke-32 melawan FC Twente yang dibela bek Timnas Indonesia, Mees Hilgers Minggu (11/5) malam waktu setempat. [Instagram Miliano Jonathans]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/12/21723-miliano-jonathans.jpg)
Nama Miliano Jonathans sudah tidak asing lagi di telinga para pencinta sepak bola Tanah Air.
Winger kanan yang kini membela klub Eredivisie, FC Utrecht, ini memiliki kecepatan dan kemampuan dribel di atas rata-rata yang bisa menjadi senjata mematikan di sisi sayap Timnas Indonesia.
Koneksi dengan Indonesia datang dari garis keturunan sang ayah, lebih spesifiknya dari neneknya yang berasal dari Depok, Jawa Barat.
2. Pascal Struijk (Leeds United)
Baca Juga: Ranking FIFA: Intip Sepak Bola Tiga Negara Afrika yang Berada di Atas Indonesia
![PSSI Harus Gerak Cepat! Belgia Goda Pascal Struijk Tolak Timnas Indonesia [Instagram Pascal Struijk]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/31/70556-pascal-struijk.jpg)
Jika Timnas Indonesia membutuhkan pilar tangguh di jantung pertahanan, Pascal Struijk adalah jawaban yang paling ideal.
Bermain reguler untuk Leeds United di kompetisi seketat Liga Inggris, Struijk memiliki pengalaman di level tertinggi Eropa.
Kehadirannya tidak hanya akan menambah kedalaman skuad, tetapi juga meningkatkan kualitas lini belakang secara signifikan.
Ia memiliki darah Indonesia dari kakek dan neneknya yang merupakan orang asli Indonesia dan pindah ke Eropa pada masa kolonial Belanda.
3. Tristan Gooijer (Ajax U-21)

Produk asli akademi ternama Ajax Amsterdam ini adalah profil bek kanan modern yang sangat dibutuhkan.
Tristan Gooijer memiliki kemampuan bertahan dan menyerang yang seimbang, serta visi bermain yang terbentuk dari filosofi sepak bola Total Football.
Di usianya yang masih muda, ia bisa menjadi solusi jangka panjang untuk pos bek kanan Timnas Indonesia, bersaing dengan Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam.
4. Laurin Ulrich (FC Magdeburg)

Kreativitas di lini tengah adalah kunci untuk membongkar pertahanan lawan.
Laurin Ulrich, gelandang serang jebolan akademi VfB Stuttgart yang kini menimba ilmu di Liga 2 Jerman bersama FC Magdeburg, menawarkan kualitas tersebut.
Ulrich bisa menjadi opsi baru sebagai gelandang serang atau box-to-box, memberikan dimensi berbeda dalam skema serangan Timnas Indonesia.
Darah Indonesia mengalir dalam dirinya dari sang kakek yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada tahun 1941.
5. Liam Oetoehganal (Excelsior U-21)

Lahir di Nijmegen, Belanda, Liam Otmar Irvan Oetoehganal memiliki ikatan darah yang kuat dengan Indonesia melalui nenek dari pihak ayahnya yang berasal dari Sungkal, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Fondasi sepak bolanya ditempa di salah satu akademi terbaik Belanda, Feyenoord, sejak usia tujuh tahun.
Lompatan karier paling signifikannya terjadi saat ia menyeberang ke Belgia pada musim 2022/2023.
Bergabung dengan Beerschot U-23, Liam menjadi bagian dari skuad yang sukses menjuarai kompetisi kasta kedua Liga Belgia, sebuah prestasi yang menunjukkan mental juara di usia muda.
Musim lalu, ia kembali ke Belanda dan menjadi figur sentral di lini tengah Excelsior U-21. Dengan catatan 21 penampilan, ia menjadi motor serangan yang tak tergantikan.
Kehadiran sosok seperti Liam Oetoehganal dianggap bisa menjadi solusi strategis untuk salah satu pos krusial di lini tengah Timnas Indonesia.
Saat ini, peran sebagai metronom atau deep-lying playmaker dipegang oleh Thom Haye.
Namun, dengan usia "The Professor" yang telah menginjak 30 tahun, kebutuhan akan regenerasi dan pelapis sepadan menjadi agenda yang tak bisa ditawar lagi, dan Liam adalah kandidat yang sempurna.