UEFA Hukum Arsenal 10 Tahun Buntut Pengaturan Skor, Satu Pemain Dilarang Tampil Seumur Hidup!

Arief Apriadi Suara.Com
Kamis, 17 Juli 2025 | 11:42 WIB
UEFA Hukum Arsenal 10 Tahun Buntut Pengaturan Skor, Satu Pemain Dilarang Tampil Seumur Hidup!
Logo UEFA [Instagram @uefa_official]

Suara.com - UEFA kembali menegaskan sikap tegas terhadap pelanggaran integritas kompetisi dengan menjatuhkan sanksi berat kepada FK Arsenal Tivat, klub asal Montenegro, karena terbukti terlibat dalam skandal pengaturan skor.

Klub tersebut dilarang tampil di semua ajang UEFA selama 10 tahun dan didenda sebesar €500.000 atau sekitar Rp9,4 miliar.

Yang lebih mencengangkan, seorang pemain mereka, Nikola Celebic, dijatuhi hukuman larangan tampil seumur hidup dalam seluruh aktivitas yang berhubungan dengan sepak bola.

Perlu digarisbawahi, klub yang dimaksud bukan Arsenal dari Liga Inggris, melainkan FK Arsenal Tivat, tim yang berbasis di Montenegro dan menjadi peserta babak kualifikasi UEFA Europa Conference League musim 2023/24.

Skandal ini mencoreng nama klub dan membuka borok gelap dunia sepak bola Eropa Timur yang sebelumnya luput dari sorotan besar media.

Kasus bermula dari pertandingan kualifikasi melawan Alashkert FC, wakil dari Armenia. Pada leg pertama, kedua tim bermain imbang 1-1.

Namun, keanehan terjadi di leg kedua yang digelar Juli 2023, saat Arsenal Tivat kalah telak dengan skor 1-6.

Skor mencolok dan pola taruhan yang mencurigakan membuat UEFA langsung membuka penyelidikan mendalam.

Hasil penyelidikan menemukan keterlibatan langsung delapan individu dari klub Montenegro tersebut.

Baca Juga: Kiper Ditangkap Polisi, FC Twente Gagal Juara UEFA Cup

UEFA menyatakan bahwa mereka telah melanggar Pasal 11 dan 12 dalam Kode Disiplin UEFA, yang mengatur prinsip umum perilaku serta integritas pertandingan dan kompetisi.

Ini mencakup manipulasi hasil pertandingan demi kepentingan taruhan atau keuntungan pribadi.

Salah satu nama yang mendapat sorotan adalah Nikola Celebic, pemain belakang FK Arsenal Tivat, yang menerima sanksi larangan seumur hidup dari semua kegiatan sepak bola.

Selain dia, Direktur Olahraga Ranko Krgovic juga dijatuhi larangan seumur hidup. Sementara itu, tiga pemain lainnya — Cetko Manojlovic, Radule Zivkovic, dan Dusan Puletic — mendapatkan sanksi larangan bermain selama 10 tahun.

“Nikola Celebic dilarang seumur hidup dari semua aktivitas sepak bola karena melanggar Pasal 11 dan 12 Kode Disiplin UEFA," demikian pernyataan UEFA dikutip dari The Athletic, Kamis (17/7/2025).

Tidak berhenti di Arsenal Tivat, skandal ini ternyata melibatkan pihak luar.

Dua ofisial dari FK Radnicki Obrenovac (Serbia), Milan Vignjevic dan Goran Janjusevic, masing-masing menerima larangan terlibat dalam sepak bola selama 10 dan 6 tahun.

Christos Psomiadis, individu lain yang terlibat, juga dijatuhi larangan 8 tahun.

Asosiasi Sepak Bola Montenegro (FSCG) mengonfirmasi keputusan ini dalam pernyataan resmi:

“CEDB (Badan Kontrol, Etika, dan Disiplin UEFA) memutuskan menjatuhkan denda €500.000 serta larangan tampil di semua kompetisi klub UEFA selama 10 tahun, berlaku hingga musim 2034/35.”

UEFA juga telah meminta FIFA untuk memperluas cakupan hukuman ke seluruh dunia.

Artinya, para individu yang terlibat tidak akan bisa melarikan diri ke liga lain atau federasi lain untuk menghindari sanksi tersebut.

Hukuman ini tercatat sebagai salah satu yang terberat dalam sejarah sepak bola Eropa.

Bahkan, vonis tersebut melampaui sanksi 8 tahun yang pernah dijatuhkan kepada klub FK Pobeda dari Makedonia Utara pada 2009 atas kasus serupa.

Selain sebagai bentuk hukuman, langkah UEFA ini juga menjadi sinyal kuat bahwa badan sepak bola tertinggi Eropa tidak mentoleransi praktik kotor yang merusak integritas pertandingan.

Skandal ini juga menjadi pelajaran berharga bagi klub-klub kecil yang tergoda keuntungan instan lewat jalur ilegal.

Lebih lanjut, belum ada komentar resmi dari pihak FK Arsenal Tivat maupun Alashkert FC hingga saat ini.

Namun, insiden ini sudah menjadi catatan hitam dalam sejarah sepak bola Montenegro dan bakal berdampak panjang terhadap reputasi klub tersebut.

Kasus ini menyulut kekhawatiran bahwa praktik pengaturan skor masih menghantui kompetisi level bawah UEFA, terutama di zona Balkan dan Eropa Timur.

Oleh karena itu, UEFA kini didesak untuk meningkatkan sistem deteksi dini dan pemantauan pola taruhan yang mencurigakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI