Bahkan, Kementerian Hak Sosial Spanyol telah meminta penyelidikan terhadap acara tersebut, menyoroti dugaan pelanggaran terhadap hukum perlindungan disabilitas.
Psikolog olahraga ternama, Enrique Cantón, menyatakan bahwa berada di puncak dunia sepak bola pada usia semuda Yamal bukanlah hal mudah untuk dijalani.
“Bukan berarti dia sakit secara mental, tapi dia butuh dukungan psikologis profesional agar bisa mengelola tekanan, sorotan, dan ekspektasi setinggi ini,” ujarnya seperti dikutip dari El Confidencial
![Lamine Yamal Butuh Dukungan Bukan Penghakiman [Instagram Lamine Yamal]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/16/20882-lamine-yamal.jpg)
Tanpa dukungan yang tepat dari klub, keluarga, dan lingkungan sekitarnya, karier Yamal berisiko terjun bebas, sebagaimana dialami banyak bintang muda lain.
Lebih lanjut, Gabino Carmona, pelatih dan mentor federasi Spanyol, mengingatkan soal bahaya lingkungan yang tidak berani berkata jujur kepada pemain muda seperti Yamal.
“Siapa yang berani bilang ‘tidak’ ke Yamal kalau itu berarti kehilangan status sebagai temannya?” ujarnya tajam.
Lingkungan dan teman dekat harus memiliki otoritas moral dan keberanian untuk memberikan kritik membangun, bukan hanya menjadi ‘yes men’ yang memperparah eksposur negatif.
Sementara itu, psikolog Rai de las Heras menegaskan pentingnya batasan sosial dan nilai edukatif bagi pemain muda.
“Kita tak bisa terus bersembunyi di balik alasan ‘selama dia tampil bagus di lapangan, tak ada masalah’. Atlet muda juga harus belajar soal tanggung jawab sosial,” kata Rai.
Baca Juga: Lionel Messi Tak Berkutik, Inter Miami Dihajar Habis Cincinnati