Suara.com - Pertarungan sengit antara Timnas Indonesia U-23 dan Malaysia U-23 di laga penentu Grup A Piala AFF U-23 2025 bukan hanya sekadar perebutan tiket semifinal.
Laga yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) ini juga menjadi ajang pembuktian dan pertaruhan gengsi, di mana skuad Garuda Muda membawa misi besar untuk mematahkan dominasi Malaysia U-23.
Secara historis, Timnas Indonesia U-23 memiliki catatan kurang apik saat berhadapan dengan Harimau Malaya Muda.
Rekor pertemuan kedua tim di level ini menjadi sebuah bayang-bayang yang wajib diakhiri oleh pasukan asuhan Gerald Vanenburg jika ingin menegaskan superioritas mereka di hadapan publik sendiri.
Berdasarkan data pertemuan resmi sejak 2009, Timnas Indonesia U-23 ternyata belum pernah sekalipun meraih kemenangan atas Malaysia dalam enam pertandingan terakhir.
![Timnas Indonesia U-23 bakal menjalani laga krusial melawan Malaysia U-23 di ajang Piala AFF U-23 2025, Senin (21/7/2025), di Stadion Utama Gelora Bung Karno. [Dok. KitaGaruda]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/21/90103-timnas-indonesia-u-23.jpg)
Catatan ini tentu menjadi sebuah pekerjaan rumah besar sekaligus motivasi tambahan bagi para pemain.
Dari enam pertemuan tersebut, Malaysia berhasil mendominasi dengan catatan tiga kemenangan, sementara tiga pertandingan lainnya berakhir dengan skor imbang.
Kekalahan terakhir yang masih segar dalam ingatan terjadi pada edisi Piala AFF U-23 2023.

Kala itu, Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Malaysia dengan skor tipis 1-2.
Baca Juga: Prediksi Skor Timnas Indonesia vs Malaysia di Laga Hidup-Mati Piala AFF U-23 2025
Bahkan, kekalahan paling telak yang pernah diderita Indonesia dari Malaysia terjadi di kandang sendiri.
Momen pahit itu terjadi pada ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2017, di mana Garuda Muda dipermalukan dengan skor mencolok 0-3.
Satu-satunya momen di mana Timnas Indonesia berhasil menyingkirkan Malaysia adalah pada perebutan medali perunggu SEA Games 2021.
Namun, kemenangan itu diraih melalui drama adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal, sehingga secara statistik resmi hasil tersebut tetap dihitung sebagai seri.
Dominasi Malaysia juga terlihat dari produktivitas gol. Secara total, Harimau Malaya Muda telah berhasil menyarangkan delapan gol ke gawang Indonesia, sementara Garuda Muda baru mampu membalas dengan tiga gol dalam enam pertemuan terakhir.
Statistik yang timpang ini secara jelas menempatkan Malaysia sebagai tim yang lebih unggul dalam catatan head-to-head di level U-23 selama 16 tahun terakhir.
Namun, rekor buruk di masa lalu bukanlah segalanya. Timnas Indonesia U-23 kini datang dengan modal yang sangat berbeda dan jauh lebih menjanjikan.
Berstatus sebagai tuan rumah, dukungan penuh dari puluhan ribu suporter yang akan memadati GBK dipastikan akan menjadi pemain ke-12 yang memberikan tekanan mental luar biasa bagi tim lawan.
Pelatih Malaysia, Nafuzi Zain, bahkan secara terbuka mengakui bahwa atmosfer stadion akan menjadi tantangan terbesar bagi timnya.
Selain itu, skuad asuhan Gerald Vanenburg sedang dalam kepercayaan diri tinggi.
Dua kemenangan beruntun di fase grup, ditambah dengan catatan pertahanan yang belum kebobolan, menjadi bukti bahwa tim ini memiliki kualitas dan stabilitas yang lebih baik.
Meskipun rekor pertemuan memihak Malaysia, kondisi terkini justru lebih mengunggulkan Timnas Indonesia U-23 untuk bisa membalikkan keadaan dan mengakhiri kutukan panjang ini.
Pertandingan ini pada akhirnya akan ditentukan oleh siapa yang lebih siap secara mental dan taktis di atas lapangan.
Kontributor : Imadudin Robani Adam