Suara.com - Timnas Indonesia U-23 tampil solid selama fase grup Piala AFF U-23 2025 dan sukses jadi juara Grup A dengan catatan tak terkalahkan dan nirbobol.
Ketangguhan Garuda Muda di lini belakang menjadi nilai plus utama saat bersiap menghadapi Thailand di semifinal.
Dalam tiga laga, anak asuh Gerald Vanenburg belum sekali pun kebobolan meski sempat merotasi komposisi pemain belakang.
Pilar pertahanan seperti Achmad Maulana, Kakang Rudianto, Kadek Arel, M. Ferrari, dan Dony Tri menunjukkan kedewasaan bermain yang tinggi.

Mereka adalah pemain yang rutin tampil di Liga 1 sehingga terbiasa menghadapi tekanan di level kompetitif.
Brandon Scheunemann dan Alfahrezi Buffon yang minim menit bermain di klub tetap menunjukkan kualitasnya saat dipanggil ke timnas.
Alfahrezi merupakan langganan Timnas Indonesia kelompok usia, sedangkan Brandon punya pengalaman di level U-19.
Dengan kedalaman skuad seperti ini, absennya satu-dua pemain tidak akan jadi masalah besar bagi sang pelatih.
Gerald juga punya keunggulan di bawah mistar dengan tiga penjaga gawang potensial yang siap tampil maksimal.
Baca Juga: Bikin Malu! Pelecehan Kekasih Hokky Caraka Jadi Sorotan Media Asing
Cahya Supriadi tampil menawan setelah mendapat jam terbang bersama Bekasi City usai masa latihan di Persija Jakarta.
![Bek Timnas Indonesia, Achmad Maulana Syarif usai berlatih di Stadion Sriwedari, Rabu (18/12/2024) sore, jelang lawan Filipina di lanjutan penyisihan Grup B Piala AFF 2024. [Suara.com/Ari Welianto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/18/79967-bek-timnas-indonesia-achmad-maulana-syarif.jpg)
Daffa Fasya dan Ardiansyah memang belum bermain di Liga 1, tetapi mereka rutin mendapat pembinaan dari klub besar seperti Borneo FC dan PSM Makassar.
Cahya dan Ardiansyah sudah diberi kepercayaan tampil di turnamen ini dan sama-sama mencatatkan clean sheet.
Kondisi ini tentu sangat menjanjikan untuk meladeni lini serang Thailand yang dikenal agresif dan cepat.
Namun, yang perlu dibenahi adalah ketajaman lini depan yang melempem saat menghadapi Filipina dan Malaysia.

Jens Raven dan kolega kesulitan menciptakan peluang matang saat menghadapi pertahanan ketat.