Erick Thohir Bela Pemain Keturunan Gabung Klub Super League, Bandingkan dengan Jepang

Irwan Febri Suara.Com
Jum'at, 25 Juli 2025 | 11:17 WIB
Erick Thohir Bela Pemain Keturunan Gabung Klub Super League, Bandingkan dengan Jepang
Jens Raven dan Rafael Struick. (Kolase IG Bali United dan Rafael Struick)

Suara.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pembelaan terhadap para pemain keturunan yang kini memperkuat klub-klub di BRI Liga 1, yang kini berganti nama menjadi Super League.

Ia menegaskan bahwa keputusan mereka bermain di liga domestik bukanlah sebuah kemunduran, melainkan pilihan profesional dalam perjalanan karier sebagai pesepak bola.

"Pemain ya pasti mereka tak hanya ingin bermain di Timnas, mereka ingin main profesional di klub yang memainkan dan membutuhkan mereka, di mana pun kesempatan itu ada," kata Erick.

Erick Thohir. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/)
Erick Thohir. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/)

Menurut Erick, sah-sah saja bagi pemain diaspora atau naturalisasi memilih bermain di Super League jika klub memberikan menit bermain dan peran yang lebih besar.

Ia menegaskan bahwa setiap pemain punya pertimbangan masing-masing, dan hal itu tidak bisa serta-merta dinilai negatif.

Ia kemudian membandingkan situasi tersebut dengan Jepang, yang saat ini menempati peringkat 17 dunia dalam ranking FIFA.

Para pemain Jepang banyak tersebar di berbagai level kompetisi, dari liga top Eropa hingga liga-liga yang secara kualitas berada di bawahnya.

"Kalau Jepang sudah peringkat 17 dunia, pemainnya sekarang di Liga Inggris, di strata kedua Inggris, Liga Jerman, Liga Italia, bahkan di liga-liga kecil itu pasti ada pemain Jepang," ujarnya.

Erick menilai bahwa hal semacam ini adalah bagian dari realitas profesionalisme di dunia sepak bola. Pemain akan memilih klub yang bisa menjamin penghidupan, perkembangan karier, dan kesempatan tampil secara reguler.

Baca Juga: Erick Thohir Sentil Agen di Liga Indonesia: Harus Lisensi FIFA, Tidak Bodong

"Itu tidak salah atau benar, karena mereka memang butuh penghidupan dan itu jadi pilihan mereka dalam berkarier, jadi ketika para pemain Indonesia ada yang bisa main di Eropa, kita bersyukur, mereka bisa bersaing di level tinggi di Eropa, meski tergantung liganya juga," sambung Erick.

Sikap Erick ini sekaligus menjawab kritik yang menyebut kepindahan pemain diaspora seperti Rafael Struick dan Jens Raven ke Super League sebagai penurunan level.

Menurutnya, selama pemain tetap aktif, berkembang, dan siap membela Timnas Indonesia, maka keberadaan mereka di liga domestik justru bisa memberi dampak positif bagi kualitas kompetisi nasional.

(Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI