Suara.com - Final Piala AFF U-23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menyisakan polemik, tak hanya soal skor akhir 1-0 untuk kemenangan Vietnam atas Indonesia, tetapi juga terkait strategi tak lazim yang digunakan kubu lawan.
Salah satu hal yang menjadi sorotan tajam adalah barisan botol air mineral di pinggir lapangan, yang dianggap sengaja disusun untuk mengganggu lemparan ke dalam jauh Robi Darwis, bek andalan Garuda Muda.
Media Vietnam The Thao Van Hoa secara gamblang menyebut susunan botol tersebut bukan sekadar tempat minum, melainkan taktik tersembunyi untuk memutus ancang-ancang pemain Indonesia dalam melakukan lemparan jauh.
![Timnas Vietnam U-23 diduga melancarkan taktik licik dengan menebar botol minum di depan bangku cadangan mereka guna menyulitkan Timnas Indonesia U-23 melancarkan salah satu senjata andalan yakni lemparan "roket" Robi Darwis di final Piala AFF U-23 2025. [Dok. X/ASEAN Football]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/30/33950-timnas-vietnam-u-23.jpg)
“Susunan botol ini seperti pagar kecil yang membatasi ruang ancang-ancang pemain lawan,” tulis media itu dalam laporannya.
Efeknya terasa jelas di lapangan. Beberapa kali Robi Darwis terlihat kesulitan saat hendak melempar bola dari sisi lapangan. Bahkan dalam satu momen penting, ia terpaksa mengurungkan niat dan mengoper bola kembali ke kiper.
Peluang pun sirna. Ketegangan meningkat, dan puncaknya adalah insiden di masa injury time ketika staf pelatih Indonesia, Damian van Rensburg, kehilangan kesabaran.
Dalam situasi memanas itu, Damian tertangkap kamera menendang botol air di area teknikal lawan, bahkan sempat melayangkan botol ke arah pelatih Vietnam, Kim Sang-sik.

Aksinya berbuah kartu merah dari wasit, memicu reaksi beragam dari penonton dan pengamat sepak bola nasional.
Menanggapi tudingan bahwa Vietnam sengaja menjebak Timnas Indonesia lewat "ranjau botol", Kim Sang-sik memberi klarifikasi usai laga.
Baca Juga: Geleng-geleng Ratu Tisha Lihat Tingkah Tsamara Amany, Warganet: Muak ya Bu?
“Cuaca sangat panas. Kami menyusun botol-botol minum seperti itu agar memudahkan pemain untuk minum, bukan tujuan lain,” tegas Kim di konferensi pers.
Ia menambahkan bahwa tindakan tersebut murni untuk menjaga kebugaran pemainnya.
“Para pemain kelelahan. Saya harus melakukan sesuatu untuk memberi mereka energi untuk bertarung,” imbuh pelatih asal Korea Selatan itu.
Namun pernyataan Kim justru dipertanyakan oleh media negaranya sendiri. VnExpress dan The Thao Van Hoa justru menganggap penyusunan botol air sebagai bagian dari kecerdikan strategi.
“Kadang kemenangan tak hanya ditentukan oleh aksi di lapangan, tapi juga kecerdikan dari pinggir lapangan,” tulis The Thao Van Hoa, seolah membenarkan bahwa itu adalah siasat yang disengaja.
Dalam analisis pascalaga, VnExpress bahkan menyoroti kerasnya permainan anak-anak Vietnam dan upaya mereka memancing emosi pemain Indonesia.