Suara.com - Timnas Indonesia akan menghadapi tantangan besar saat bersua Arab Saudi dalam putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Duel panas antara Timnas Indonesia vs Arab Saudi ini akan berlangsung pada 8 Oktober 2025 di Stadion Alinma, King Abdullah Sports City, Jeddah.
Pertandingan ini menjadi bagian dari persaingan Grup B yang mempertemukan tiga negara: Arab Saudi, Irak, dan Timnas Indonesia.
Hanya juara grup yang langsung melaju ke putaran final Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sementara tim peringkat kedua masih memiliki peluang lewat babak play-off.
Berikut deretan fakta yang wajib diketahui suporter Timnas Indonesia jelang laga krusial kontra Arab Saudi:
1. Rekor Pertemuan Tak Berimbang
Arab Saudi dan Timnas Indonesia sudah 16 kali saling berhadapan di berbagai ajang. Dari jumlah itu, Timnas Indonesia hanya mampu meraih satu kemenangan.
Sebaliknya, Arab Saudi mendominasi dengan 12 kemenangan, sementara tiga laga lainnya berakhir imbang.
Pertemuan perdana terjadi pada laga persahabatan tahun 1980 yang berakhir dengan skor mencolok 8-0 untuk Arab Saudi.
Namun, catatan sejarah berubah pada 19 November 2024 saat Garuda Muda sukses menumbangkan Arab Saudi 2-0 di kandang sendiri pada ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Baca Juga: 5 Pemain Keturunan Potensi Bela Timnas Indonesia U-23, Lawan Bisa Ketar-ketir
2. Arab Saudi Lebih Berpengalaman
Arab Saudi adalah langganan tampil di Piala Dunia. Sejak debut mereka pada 1994, Green Falcons sudah enam kali lolos ke putaran final.
Prestasi tertinggi mereka adalah mencapai babak 16 besar pada edisi 1994 dan mengalahkan juara bertahan Argentina 2-1 pada Piala Dunia 2022 di Qatar — salah satu kejutan terbesar dalam sejarah turnamen.
Mereka juga memiliki tiga gelar juara Piala Asia (1984, 1988, dan 1996), menjadikan mereka salah satu raksasa Asia bersama Iran dan Jepang.
3. Arab Saudi Punya Liga Domestik Terkaya di Asia
Kekuatan Arab Saudi tak hanya datang dari timnasnya. Liga domestik mereka, Saudi Pro League, kini jadi magnet bintang-bintang Eropa.
Kedatangan Cristiano Ronaldo ke Al Nassr membuka jalan bagi pemain top lain seperti Karim Benzema, Neymar Jr., hingga pelatih beken seperti Simone Inzaghi.
Kondisi ini ikut mengangkat kualitas sepak bola nasional Arab Saudi secara keseluruhan, termasuk pengembangan pemain lokal yang kini lebih siap menghadapi persaingan internasional.
4. Herve Renard Datang dengan Misi Balas Dendam
Pelatih Herve Renard kembali ke kursi pelatih Arab Saudi setelah sempat meninggalkan posisi tersebut.
Ia dikenal luas sebagai sosok yang membawa Maroko ke babak 16 besar Piala Dunia 2022, pencapaian yang mengukuhkan namanya sebagai pelatih papan atas dunia.
Kini, Renard datang dengan ambisi membalas kekalahan 0-2 dari Indonesia yang dialaminya pada November 2024 lalu.
Dalam dua periode kepemimpinannya bersama Arab Saudi, Renard mencatatkan 25 kemenangan dari 55 laga, dengan total 69 gol dicetak dan 47 kebobolan.
5. Suasana “Kandang Neraka” di Jeddah
Pertandingan akan digelar di Stadion Alinma, bagian dari kompleks megah King Abdullah Sports City, Jeddah.
Venue ini bukan hanya modern, tetapi juga dikenal sebagai salah satu stadion dengan atmosfer paling menggigit di Timur Tengah.
Dukungan masif suporter lokal akan menjadi ujian tambahan bagi mental para pemain Timnas Indonesia.
6. Timnas Indonesia dan Kekalahan Telak
Selain skor 8-0 pada laga pertama mereka, Arab Saudi juga pernah mengalahkan Indonesia dengan skor 6-0 dan 5-0 dalam babak kualifikasi Piala Asia 2004.
Pencetak gol terbanyak dalam sejarah pertemuan ini adalah legenda Saudi, Majed Abdullah, dengan sembilan gol.
Disusul Talal Al-Mishaal (6 gol), serta Yasser Al-Qahtani dan Fahad Al-Muhallel yang masing-masing mencetak tiga gol.
7. Laga Sarat Gengsi dan Harga Diri
Laga kontra Timnas Indonesia bukan sekadar duel memperebutkan poin. Bagi Arab Saudi, ini adalah pembuktian bahwa mereka tidak boleh kecolongan lagi dari tim-tim yang tengah berkembang seperti Indonesia.
Bagi skuad Garuda, ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa kemenangan di pertemuan terakhir bukan kebetulan semata.
Kontributor : Imadudin Robani Adam