Suara.com - Ketika peluit pembuka BRI Super League 2025/2026 berbunyi pada esok hari, 8 Agustus 2025, 18 klub terbaik Indonesia akan bertarung, bukan hanya demi gelar, tetapi juga demi kebanggaan julukan yang mereka sandang.
Julukan ini bukan sekadar nama—ia adalah jiwa, sejarah, dan cerminan budaya daerah yang menggema di tribun stadion.
Dari Maung Bandung hingga Laskar Kie Raha, setiap julukan menyimpan cerita yang mendalam.
Apa makna di balik nama-nama ini, dan bagaimana sejarahnya membentuk identitas klub? Mari kita jelajahi
Persib Bandung: Maung Bandung
Persib Bandung, juara bertahan, bangga dengan julukan Maung Bandung. Nama ini terinspirasi dari lagu “Jung Maju Maung Bandung” ciptaan Kang Ibing, seniman Sunda yang menggambarkan harimau sebagai simbol kegagahan dan keberanian.
Julukan ini lahir dari semangat juang masyarakat Bandung, yang tercermin dalam perjuangan Persib meraih sembilan gelar liga, termasuk musim 2024/2025.
Bobotoh, suporter setia, menjadikan Maung Bandung sebagai sorak yang menggetarkan Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Persija Jakarta: Macan Kemayoran
Baca Juga: Super League 2025: Ujian Sesungguhnya untuk Kualitas Wasit Indonesia
Di ibu kota, Persija Jakarta dikenal sebagai Macan Kemayoran.
Julukan ini merujuk pada Murtado, tokoh Betawi pemberani di era kolonial yang melawan penjajah.
Macan melambangkan kegigihan, sejalan dengan semangat Jakmania yang fanatik.
Sejak berdiri pada 1928, Persija telah menjadi raksasa sepak bola Indonesia. Musim ini, dengan aroma Brasil, Macan Kemayoran siap mengaum kembali.
![Daftar 32 Pemain Persija untuk Super League 2025/2026, Yakin Bisa Juara? [Dok. IG Persija Jakarta]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/29/69506-daftar-32-pemain-persija-untuk-super-league-20252026.jpg)
Persebaya Surabaya: Bajul Ijo
Persebaya Surabaya, dengan julukan Bajul Ijo, mengusung buaya hijau sebagai simbol kekuatan dan ketangguhan.
Warna hijau identik dengan jersey klub, sementara buaya mencerminkan karakter Surabaya yang tak kenal takut.
Bonek, suporter legendaris, menjadikan Stadion Gelora Bung Tomo sebagai lautan hijau saat mendukung tim kebanggaan mereka.
Laga pembuka melawan PSIM Yogyakarta akan menjadi panggung bagi Bajul Ijo untuk menunjukkan taringnya.
Bali United: Serdadu Tridatu
Bali United membawa nuansa budaya Bali dengan julukan Serdadu Tridatu.
Tridatu merujuk pada benang suci umat Hindu berwarna merah, putih, dan hitam, yang melambangkan tiga elemen kekuatan alam.
Serdadu menggambarkan prajurit yang siap bertempur, mencerminkan ambisi klub di bawah pelatih baru Johnny Jansen.
Dengan pemain diaspora seperti Jens Raven, Bali United siap mempertahankan reputasi di Stadion Kapten I Wayan Dipta.

PSIM Yogyakarta: Laskar Mataram
Sebagai tim promosi, PSIM Yogyakarta membawa julukan Laskar Mataram, yang terinspirasi dari kejayaan Kerajaan Mataram, simbol budaya dan sejarah Yogyakarta.
Julukan ini mencerminkan semangat juang dan kebanggaan lokal, didukung oleh Brajamusti dan The Maident.
PSIM, yang kembali ke kasta tertinggi setelah absen panjang, siap menjadi kuda hitam di Stadion Mandala Krida.
Persijap Jepara: Laskar Kalinyamat
Persijap Jepara, tim promosi lainnya, dijuluki Laskar Kalinyamat, merujuk pada Ratu Kalinyamat, adipati wanita legendaris Jepara yang terkenal gigih melawan penjajah.
Julukan ini melambangkan semangat pantang menyerah, yang akan diusung di Stadion Gelora Bumi Kartini.
Dengan tambahan pemain asing seperti Sudi Abdallah, Persijap siap menorehkan sejarah baru.
Arema FC: Singo Edan
Arema FC, dengan julukan Singo Edan (Singa Gila), mencerminkan energi liar dan semangat tak terkendali.
Julukan ini lahir dari karakter suporter Aremania, yang dikenal fanatik dan penuh gairah.
Stadion Kanjuruhan menjadi saksi kegigihan Arema, yang musim ini diperkuat tujuh pemain Brasil, menjadikan mereka ancaman serius di lapangan.
Malut United: Laskar Kie Raha
Malut United, tim promosi dari Maluku Utara, membawa julukan Laskar Kie Raha, yang merujuk pada empat kerajaan besar di Maluku: Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo.
Julukan ini menyuarakan persatuan dan kebanggaan wilayah, diperkuat oleh pemain seperti David da Silva.
Borneo FC: Pesut Mahakam
Borneo FC Samarinda dijuluki Pesut Mahakam, merujuk pada lumba-lumba air tawar endemik Sungai Mahakam.
Julukan ini melambangkan kelincahan dan keunikan klub sebagai wakil Kalimantan. Dengan pemain seperti Christophe Nduwarugira, Borneo FC siap bertarung di Stadion Segiri.
Persita Tangerang: Pendekar Cisadane
Persita Tangerang, dengan julukan Pendekar Cisadane, mengacu pada Sungai Cisadane, simbol kebanggaan Tangerang.
Julukan ini mencerminkan semangat juang lokal, diperkuat oleh pemain seperti Tamirlan Kozubaev. Stadion Indomilk Arena akan menjadi benteng mereka.
Persis Solo: Laskar Sambernyawa
Persis Solo dikenal sebagai Laskar Sambernyawa, terinspirasi dari Pangeran Sambernyawa (Raden Mas Said), pendiri Pura Mangkunegaran yang melawan penjajah. Julukan ini mencerminkan semangat perlawanan dan keberanian, yang akan menggema di Stadion Manahan.

Dewa United: Banten Warrior
Dewa United, yang kini mengusung julukan Banten Warrior setelah sebelumnya Tangsel Warrior, ingin merangkul seluruh masyarakat Banten.
Julukan ini mencerminkan semangat modern dan ambisi untuk menjadi juara, didukung oleh pemain seperti Stefano Lilipaly.
PSBS Biak: Badai Pasifik
PSBS Biak, dengan julukan Badai Pasifik, menggambarkan kekuatan alam Samudra Pasifik yang berbatasan dengan Papua. Julukan ini mencerminkan ketangguhan tim, yang diperkuat oleh kiper Timnas Angola, Kadu Monteiro, dan akan berlaga di Stadion Maguwoharjo.
PSM Makassar: Juku Eja
PSM Makassar, dijuluki Juku Eja (Ikan Merah), mengacu pada ikan khas perairan Makassar yang melambangkan kegesitan dan kekuatan. Stadion Gelora BJ Habibie akan menjadi saksi ambisi PSM, yang diperkuat lima pemain Brasil.
Persik Kediri: Macan Putih
Persik Kediri, dengan julukan Macan Putih, melambangkan keanggunan dan keganasan. Warna putih pada jersey klub menjadi identitas kuat, yang akan diperjuangkan di Stadion Brawijaya.
Semen Padang: Kabau Sirah
Semen Padang dikenal sebagai Kabau Sirah (Kerbau Merah), simbol kekuatan dan ketahanan masyarakat Minangkabau. Dengan 11 pemain asing, tim ini siap bertarung di Stadion Haji Agus Salim.
Madura United: Laskar Sape Kerrab
Madura United, dengan julukan Laskar Sape Kerrab, merujuk pada tradisi adu sapi khas Madura yang melambangkan keberanian. Stadion Gelora Bangkalan akan menjadi panggung mereka.
Bhayangkara FC: The Guardian
Bhayangkara FC, kini berbasis di Lampung, menyandang julukan The Guardian, mencerminkan peran mereka sebagai pelindung, sejalan dengan afiliasi kepolisian.