Gol Salto Ramang di Kualifikasi Piala Dunia: Sejarah yang Dihapus Politik

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 20 Agustus 2025 | 08:00 WIB
Gol Salto Ramang di Kualifikasi Piala Dunia: Sejarah yang Dihapus Politik
ilustrasi Ramang [chatgpt]

Ia bukan sekadar striker. Ramang bermain dengan insting predator.

Ia cepat, kuat, dan berani melakukan salto di segala situasi.

Penonton Asia terpana. Surat kabar setempat menulis tentang “penyerang liar dari Indonesia” yang tak bisa dihentikan bek mana pun.

Olimpiade Melbourne 1956: Nyaris Menaklukkan Yashin

Panggung terbesar datang di Olimpiade Melbourne 1956. Indonesia bertemu Uni Soviet di perempat final—tim kuat yang kemudian menjadi juara.

Di bawah mistar Soviet berdiri Lev Yashin, kiper legendaris yang kelak dijuluki “The Black Spider” dan dianggap sebagai penjaga gawang terbaik sepanjang masa.

Pertandingan berlangsung ketat. Indonesia bertahan dengan disiplin, sesekali menyerang lewat kecepatan Ramang.

Lalu datang momen ikonik, Ramang berhasil lepas dari kawalan, bersiap melepas tembakan keras ke arah gawang Yashin. Stadion terdiam.

Namun tiba-tiba kausnya ditarik bek Soviet dari belakang. Ramang terjatuh, peluang sirna. Wasit tak memberi pelanggaran.

Baca Juga: Kata-kata Ragnar Oratmangoen Siap Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia

Skor berakhir 0-0. Soviet akhirnya menang 4-0 pada laga ulang, tetapi sejarah sudah tercipta, Indonesia menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang menahan imbang Soviet di Olimpiade.

Dan Ramang, si tukang becak dari Barru, hampir mempermalukan Lev Yashin.

Gol Salto di Kualifikasi Piala Dunia 1958

Dua tahun kemudian, Indonesia mengikuti kualifikasi Piala Dunia 1958. Lawan pertama, China.

Dalam pertandingan itu, Ramang mencetak gol salto spektakuler.

Indonesia menang 2-0, peluang ke Piala Dunia terbuka. Namun jalan terhenti bukan karena kalah di lapangan, melainkan karena politik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI