Suara.com - Kontroversi naturalisasi bek Timnas Malaysia, Facundo Garces, sempat menjadi sorotan besar. Pemain Deportivo Alaves itu mengaku memiliki darah Malaysia dari kakek buyutnya atau generasi keempat, yang jelas berpotensi bertentangan dengan regulasi FIFA.
Seperti diketahui, aturan FIFA hanya membolehkan naturalisasi pemain melalui garis keturunan hingga generasi ketiga, yakni kakek atau nenek. Pengakuan Garces pun sempat menimbulkan tanda tanya besar soal legalitas statusnya bersama Timnas Malaysia.
Namun, isu tersebut mereda setelah Garces memberikan klarifikasi. Melalui unggahan di Instagram Story yang dikutip dari Stadium Astro, pemain berusia 25 tahun itu menegaskan bahwa pernyataannya sebelumnya hanya salah terjemahan.
“Itu hanya kesalahan transkripsi. Saya orang Malaysia dari pihak kakek saya dan saya sangat bangga bermain untuk negara saya. Sampai jumpa lagi,” tulisnya.
Meski badai Garces mulai reda, kini muncul gosip baru yang tak kalah menghebohkan.
Dilansir dari media Malaysia, New Straits Time, Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Datuk Joehari Ayub, dikabarkan berada di ujung tanduk. Joehari, yang baru menjabat sejak Februari 2025, disebut-sebut bisa kehilangan kursi kepemimpinannya.
Spekulasi semakin menguat setelah Wakil Presiden FAM, Datuk Yusof Mahadi, dikabarkan sudah disiapkan untuk menjadi presiden interim bila benar terjadi pergantian mendadak.
Saat dimintai tanggapan, Yusof hanya menjawab singkat, “Nanti saja ... tunggu sampai minggu depan."
Beberapa pejabat lain, termasuk Sekretaris Jenderal Datuk Noor Azman Rahman, memilih bungkam dan tidak membantah kabar tersebut.
Baca Juga: Kontroversi Naturalisasi Malaysia: Akui Punya Darah dari Kakek Buyut, Langgar Aturan FIFA?
Joehari sendiri sebelumnya terpilih secara aklamasi untuk periode 2025–2029 dan menjadi tokoh pertama asal Sabah yang menduduki kursi Presiden FAM.
Kini, dengan munculnya gosip pergantian pucuk pimpinan, publik sepak bola Malaysia menanti bagaimana nasib federasi di tengah sorotan isu naturalisasi pemain.