Sebagai dirtek, Zwiers tahu persis bahwa kesuksesan itu tidak datang secara instan. Ia membangun fondasi di tengah keterbatasan.
“Federasi di sini tergolong kecil. Setiap akhir pekan, hanya sekitar 15 ribu orang yang bermain di 300 klub di seluruh Yordania,” jelasnya.
“Tapi semangat, kesenangan, dan antusiasme masyarakat terhadap sepak bola sangat tinggi,” tambahnya.
Meski Yordania akhirnya harus puas sebagai runner-up, pencapaian tersebut menunjukkan visi dan kemampuan Zwiers dalam merancang program pengembangan yang efektif.
Kini dengan tanggung jawab yang sama, meliputi tim nasional, pendidikan pelatih, pengembangan talenta, hingga sepak bola putri, ia diharapkan mampu mereplikasi kesuksesannya dan membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi.