Dari Beton Soviet ke Elite Eropa: Evolusi Gila FC Kairat Almaty

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 27 Agustus 2025 | 14:36 WIB
Dari Beton Soviet ke Elite Eropa: Evolusi Gila FC Kairat Almaty
Dari Beton Soviet ke Elite Eropa: Evolusi Gila FC Kairat Almaty [Instagram FC Kairat Almaty]
Kesimpulan
  • Celtic gagal melaju ke fase grup Liga Champions 2025/26
  • Kairat Almaty mencatat sejarah dengan lolos ke fase grup Liga Champions
  • Keberhasilan Kairat dianggap sebagai kemenangan besar bagi sepak bola Kazakhstan

Suara.com - Celtic harus menelan pil pahit setelah tersingkir secara mengejutkan dari kualifikasi Liga Champions usai kalah adu penalti melawan wakil Kazakhstan, Kairat Almaty.

Laga leg kedua yang berlangsung di Central Stadium, Almaty, Selasa (26/8/2025) malam waktu setempat, berakhir imbang 0-0. Namun, dalam drama adu penalti, Celtic kalah 2-3.

Hasil ini membuat klub raksasa Skotlandia gagal menembus fase grup Liga Champions dan hanya turun kasta ke Liga Europa.

Lebih menyakitkan lagi, kegagalan ini membuat Celtic kehilangan potensi pemasukan sekitar £40 juta atau setara Rp800 miliar.

FC Kairat Almaty akhirnya menorehkan sejarah emas.

Klub asal Kazakhstan itu sukses menembus fase liga Liga Champions 2025/26, setelah melewati jalan panjang di babak kualifikasi dan secara dramatis menyingkirkan Celtic lewat adu penalti.

Pencapaian ini menjadi kali pertama dalam sejarah Kairat tampil di fase utama kompetisi antar-klub paling bergengsi di Eropa.

Klub Tertua di Kazakhstan

Kairat bukan nama asing di sepak bola Asia Tengah. Berdiri sejak 1954, klub yang bermarkas di Stadion Sentral Almaty ini dikenal sebagai tim tertua sekaligus salah satu yang paling bersejarah di Kazakhstan.

Baca Juga: Kans Chelsea di Liga Champions, Ini Calon Lawan Berat The Blues di Fase Grup

Pada era Uni Soviet, Kairat merupakan satu-satunya wakil dari Republik Sosialis Kazakhstan yang tampil di kasta tertinggi, Soviet Top League.

Dari situlah mereka mendapat julukan “The Nation’s Team” karena dianggap sebagai representasi seluruh rakyat Kazakhstan.

Meski punya tradisi kuat, perjalanan Kairat tidak selalu mulus.

Krisis finansial sempat menghantam klub ini di akhir 1990-an hingga membuat mereka terpecah menjadi dua tim berbeda, Kairat-CSKA yang mendapat dukungan militer, dan Kairat SHPFC yang berjalan dengan sponsor swasta.

Baru pada tahun 2001, kedua entitas tersebut bersatu kembali.

Kebangkitan mulai terlihat ketika Kairat meraih gelar liga pada 2004, sebelum kembali jatuh ke masalah keuangan dan sempat terdegradasi pada 2009.

Namun berkat suntikan investasi baru, mereka bangkit dan kembali menjadi kekuatan utama di Kazakhstan.

Titik balik lain terjadi pada 2020 ketika Kairat merebut gelar Liga Kazakhstan setelah penantian 16 tahun.

Gelar itu menjadi pondasi bagi klub untuk membangun skuad yang lebih kompetitif hingga akhirnya musim lalu mereka kembali juara liga dan berhak tampil di kualifikasi Liga Champions 2025/26.

Dari Beton Soviet ke Panggung Eropa

Gaya bermain Kairat di era Soviet dulu dikenal dengan sebutan “Kairat Beton”, karena pertahanan mereka yang kokoh meski minim produktivitas gol.

Kini, dengan pelatih Kirill Keker, Kairat mencoba tampil lebih modern, mengandalkan organisasi pertahanan rapat dipadu serangan balik cepat.

Skuad mereka memang tidak bertabur bintang dunia, namun banyak pemain muda Kazakhstan dipadukan dengan beberapa legiun asing berkualitas.

Identitas sebagai tim pekerja keras tetap melekat, sesuatu yang bisa merepotkan lawan-lawannya nanti di fase liga.

Keberhasilan ini bukan hanya milik Kairat, tapi juga seluruh sepak bola Kazakhstan.

Selama ini, FC Astana menjadi klub yang paling sering mewakili Kazakhstan di kompetisi Eropa, termasuk tampil di fase grup Liga Champions 2015/16.

Kini giliran Kairat yang membuka lembaran baru dan membawa nama negaranya ke kancah elite.

Tantangan berat tentu menanti, mengingat mereka bisa berhadapan dengan klub-klub top seperti Real Madrid, Manchester City, Bayern Munich, hingga PSG.

Namun bagi Kairat, langkah pertama sudah mereka menangkan, menembus panggung utama Liga Champions.

Kontributor: M.Faqih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?