- Isu darah Indonesia Thijs Dallinga tidak benar
- Performa Dallinga mencuat di Excelsior
- Dallinga sosok sederhana dengan mentalitas kuat
Suara.com - Striker Bologna asal Belanda, Thijs Dallinga sempat dirumorkan memiliki darah Indonesia.
Sosok Thijs Dallinga punya rekam jejak moncer sebagai seorang striker saat masih di Belanda.
Thijs Dallinga, menjelma menjadi salah satu penyerang paling subur di kompetisi kasta kedua Belanda bersama Excelsior Rotterdam.
Ia sempat menorehkan 17 gol hanya dalam 15 pertandingan musim ini.
Bagi publik Rotterdam, ledakan Dallinga terasa mengejutkan.
Sebab sebelumnya, baik di FC Emmen maupun FC Groningen, namanya hanya dikenal sebagai talenta muda dengan potensi besar, namun minim kontribusi di lapangan.
Lantas apakah ia benar-benar memiliki darah Indonesia?
Ternyata striker 25 tahun itu tak memiliki garis keturunan Indonesia.

"Ya saya melihat beberapa artikel soal ini, tapi saya berani mengatakan bahwa saudara saya, Thijs tidak memiliki keturunan Indonesia."
Baca Juga: Kondisi Karut Marut FC Twente: Mees Hilgers Kini Dilatih Eks Pelatih Ivar Jenner
"Beberapa waktu lalu saya juga sempat menonton pertandingan tim Indonesia, euforianya luar biasa. Saya kagum dengan para suporternya. Tapi maaf, Thijs tidak punya keturunan Indonesia," tulis laporan itu yang menukil pernyataan orang terdekat Thijs Dallinga dikutip dari akun Instagram @fulltimegaruda.id
Perjalanan Karier Thijs Dallinga
Sebelum bermain di Bologna, Dallinga sempat bermain di Excelsior.
Keputusan Dallinga bergabung dengan Excelsior bukan tanpa pertimbangan. Sejak awal, ia sudah merasa klub asal Kralingen itu cocok dengan karakter dan kebutuhannya.
“Sejak persiapan musim, saya sudah punya perasaan yang baik di sini. Excelsior adalah klub kecil, hangat, semua orang saling kenal. Itu yang saya cari,” kata Dallinga dikutip dari Rijnmond
Meski sudah mencetak 17 gol saat itu, Dallinga justru belum puas.
Mentalitasnya sebagai striker membuatnya selalu menuntut lebih.
“Saya hidup dari gol. Kalau tidak mencetak gol, saya bisa kecewa seharian. Tapi itu juga tergantung situasi. Kalau kami sepanjang laga ditekan lawan dan hampir tidak punya peluang, saya bisa lebih menerima. Tapi kalau ada banyak kesempatan dan saya tidak bisa manfaatkan, rasanya mengganggu sekali,” ujarnya.
Menariknya, di balik produktivitas tinggi, Dallinga tetap tampil sangat sederhana.
Ia mengaku tidak punya ritual khusus sebelum pertandingan.
“Tidak ada yang aneh-aneh. Saya hanya ingin merasa nyaman di tempat saya berada, dan di Excelsior saya merasakan hal itu,” tegasnya.
Kehidupan sehari-hari di Rotterdam pun ia nikmati. Setelah sempat tinggal di Kralingen, kini Dallinga menetap di kawasan Nesselande.
“Saya suka sesekali pergi ke pusat kota, menikmati suasana. Rotterdam itu hidup dan menyenangkan,” tambahnya.
Kontributor: Adam Ali