99 Gol Musim Lalu Sia-sia, DNA Menyerang Fenerbahce 'Bunuh' Karier Jose Mourinho!

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 09 September 2025 | 11:40 WIB
99 Gol Musim Lalu Sia-sia, DNA Menyerang Fenerbahce 'Bunuh' Karier Jose Mourinho!
99 Gol Musim Lalu Sia-sia, DNA Menyerang Fenerbahce 'Bunuh' Karier Jose Mourinho! [Yasin AKGUL / AFP]
Baca 10 detik
  • Fenerbahce memecat Jose Mourinho karena gaya permainannya yang defensif dianggap tidak sesuai dengan DNA sepak bola menyerang milik klub.
  • Kekalahan dari Benfica di kualifikasi Liga Champions menjadi pemicu, namun cara bermain tim yang pasif adalah kekhawatiran utama manajemen.
  • Fenerbahce kini mencari pelatih asing baru yang dianggap lebih berpengalaman di level Eropa untuk menangani skuad multinasional mereka.

Suara.com - Sebuah ironi yang menyakitkan tersaji di Istanbul. Fenerbahce yang musim lalu mengemas 99 gol dan 99 poin di liga, justru memecat pelatih legendaris sekelas Jose Mourinho dengan satu alasan utama: gaya sepak bolanya dianggap tidak cukup baik.

Keputusan pemecatan ini memang terasa kejam. Namun bagi Presiden Fenerbahce, Ali Koc, ini adalah langkah yang tak terhindarkan.

Warisan pragmatisme dan taktik bertahan ala The Special One dinilai telah membunuh DNA asli klub yang sejatinya adalah sepak bola menyerang dan dominan.

Pukulan pamungkas datang saat Fenerbahce tersingkir secara menyakitkan dari babak playoff kualifikasi Liga Champions.

Kekalahan agregat 0-1 dari Benfica pada 29 Agustus lalu menjadi pemicu utamanya.

Pelatih Fenerbahce asal Portugal, Jose Mourinho, melihat jam tangannya sebelum pertandingan leg kedua Kualifikasi ke-3 Liga Champions UEFA antara Fenerbahce vs Lille di Stadion Fenerbahçe Sükrü Saracolu di Istanbul pada 13 Agustus 2024.Ozan KOSE / AFP
99 Gol Musim Lalu Sia-sia, DNA Menyerang Fenerbahce 'Bunuh' Karier Jose Mourinho!
.Ozan KOSE / AFP

Namun, bagi sang presiden, biang keladinya bukanlah skor akhir, melainkan cara timnya bermain.

Kekalahan itu seolah menjadi cerminan dari performa musim lalu yang membuat manajemen khawatir.

Ali Koc melihat timnya terlalu terkekang, tak mampu mengeluarkan potensi ofensif yang sesungguhnya.

Meskipun menyebut keputusan ini "menyakitkan", Ali Koc tak ragu untuk mengambil langkah tegas demi masa depan klub.

Baca Juga: Pemain Keturunan Ini Sukses Taklukkan Tim Belanda dan Selangkah Lagi Lolos Liga Champions

“Berpisah dengan seseorang yang menjadi teman di atas segalanya itu sulit,” kata Koc, dikutip dari ESPN, menunjukkan betapa beratnya keputusan personal tersebut.

Selama lebih dari setahun menukangi Fenerbahce, Mourinho memang gagal mempersembahkan satu pun trofi.

Mereka finis sebagai runner-up liga, tertinggal 11 poin dari sang juara Galatasaray, dan tersingkir di perempat final Piala Turki serta Liga Europa.

Meski begitu, Koc tetap menganggap perekrutan Mourinho sebagai sebuah kesuksesan dari sisi citra.

Kehadirannya sukses membawa perhatian dunia ke Fenerbahce. Namun, perhatian saja tidak cukup. Di atas lapangan, filosofi mereka berseberangan.

Kini, era Mourinho telah resmi berakhir. Fenerbahce segera bergerak mencari pengganti.

Ali Koc mengonfirmasi bahwa nakhoda baru akan datang dari luar negeri, sosok yang dianggap lebih cocok untuk menangani skuad yang didominasi pemain asing.

Nama Luciano Spalletti sempat menjadi target utama, namun eks pelatih timnas Italia itu memilih untuk rehat sejenok dari dunia kepelatihan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI