Suara.com - Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi Harimau Malaya baru-baru ini dijatuhi hukuman oleh FIFA. Keputusan ini langsung memicu gelombang tudingan dari berbagai kalangan di Malaysia yang menunjuk Indonesia sebagai dalang di balik sanksi tersebut.
Di antara sosok yang paling disorot adalah Putra Mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim (TMJ), yang juga dikenal sebagai pemilik klub raksasa Johor Darul Ta'zim (JDT). Netizen Indonesia meyakini bahwa TMJ adalah pihak yang mengarahkan tuduhan tersebut ke petinggi-petinggi di Indonesia.
Tudingan Terselubung dan Dugaan Campur Tangan Petinggi RI
Melalui akun X pribadinya, Tunku Ismail mengunggah artikel dari media Malaysia yang secara eksplisit menyebut hukuman FIFA itu sebagai "Bukti Dwistandard FIFA" dan mengklaim adanya campur tangan Erick Thohir (Ketua Umum PSSI) dalam sanksi yang dijatuhkan ke Malaysia.
Dalam pernyataan lain, TMJ secara terselubung menuding adanya pihak asing yang memengaruhi FIFA. Tudingan itu makin panas ketika ia menulis, "Siapa yang ada di New York?".
Kalimat ini segera diinterpretasikan oleh netizen Indonesia mengarah kepada Presiden RI Prabowo Subianto, yang belum lama ini bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di New York.
Tudingan senada juga dilontarkan jurnalis media Malaysia, Zulhelmi Zainal Azam, yang menyatakan ada pihak tertentu yang berupaya menjegal perkembangan skuad Harimau Malaya melalui persoalan naturalisasi.
Profil Tunku Ismail Sultan Ibrahim (TMJ)
Nama Lengkap: Tunku Ismail Idris ibni Sultan Ibrahim
Baca Juga: Blak-blakan! Presiden FIFA Puji Prestasi Timnas Indonesia di Depan Prabowo
Kelahiran: Johor Bahru, 30 Juni 1984
Status: Putra sulung dari Sultan Ibrahim Iskandar dan Raja Zarith Sofiah.
Saat ini menjabat sebagai Pemangku Sultan Johor (atau Pemangku Raja) sejak 28 Januari 2024, setelah ayahnya, Sultan Ibrahim, dilantik sebagai Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke-17. Secara resmi, ia adalah Tunku Mahkota Johor (Putra Mahkota Johor) sejak 28 Januari 2010.
Pendidikan: Menempuh pendidikan dasar di Johor Bahru, dilanjutkan di Australian International School Singapore dan Hale School, Perth, Australia.
Karier Militer: Menjalani pelatihan militer yang ketat sebagai Kadet Perwira di Indian Military Academy (IMA) di Dehradun, India (2003–2004), dan lulus dengan pangkat Letnan.
Ia kemudian bertugas di 61st Calvary Unit di Jaipur, India. Keunggulannya terbukti saat ia dianugerahi penghargaan 'Best in Riding' di IMA dan bahkan mencetak sejarah sebagai orang asing pertama yang memberi hormat kepada Presiden India dalam parade Hari Republik.