-
Christopher Raj mendesak FAM segera menggelar pemilihan presiden baru tanpa menunggu tahun depan karena organisasi kini dinilai berjalan tanpa arah di tengah krisis pemalsuan dokumen pemain keturunan.
-
Ia menegaskan bahwa keberadaan presiden sangat penting agar komunikasi dan proses banding dengan FIFA bisa berjalan lancar.
-
Christopher juga mengusulkan pembentukan tim investigasi independen untuk menyelidiki penyebab kasus pemalsuan dokumen yang membuat FAM dijatuhi sanksi berat oleh FIFA.
Suara.com - Pengamat olahraga sekaligus mantan anggota Exco Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM), Dato’ Christopher Raj, mempertanyakan mengapa FAM belum juga menggelar pemilihan presiden baru di tengah krisis besar yang sedang dihadapi organisasi tersebut.
Ia menilai, langkah menunda pemilihan hingga tahun depan justru bisa memperburuk situasi.
Dorongan ini muncul setelah munculnya kasus pemalsuan dokumen pemain keturunan yang membuat sepak bola Malaysia berada dalam sorotan dunia.
Menurut Christopher Raj, FAM kini seperti berjalan tanpa arah karena tidak memiliki sosok pemimpin yang bisa mengambil keputusan penting.
“FAM harus segera memilih presiden baru. Kita tidak perlu menunggu sampai tahun depan karena saat ini tidak ada pemimpin. Sebuah asosiasi tanpa nakhoda. Dengan krisis yang sedang terjadi, siapa yang akan membawa isu ini ke FIFA? Tidak ada,” ujar Christopher Raj, dilansir dari media Malaysia, MakanBola.
Ia menjelaskan bahwa keberadaan presiden sangat penting karena FIFA hanya akan berkomunikasi secara resmi dengan Presiden dan Sekretaris Jenderal FAM. Tanpa pemimpin, proses komunikasi dan pengajuan banding terhadap sanksi FIFA bisa terganggu.
“Mengapa FAM harus menunggu hingga Februari untuk mengadakan pemilihan? Mereka seharusnya melakukannya pada November atau Desember. Tidak masalah siapa yang akan menjadi presiden, yang terpenting proses pemilihan harus segera dijalankan,” tambahnya.
Selain mendesak pemilihan presiden baru, Christopher Raj juga mengusulkan agar FAM membentuk tim investigasi independen atau task force yang terdiri dari pihak luar yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan sepak bola nasional.
Tim ini diharapkan bisa menyelidiki secara transparan penyebab terjadinya kasus pemalsuan dokumen tersebut.
Baca Juga: Skandal Naturalisasi Malaysia Masuki Babak Baru, Mendagri dan Menpora Terlibat?
Kasus pemalsuan dokumen pemain keturunan ini menjadi pukulan berat bagi sepak bola Malaysia. FIFA menjatuhkan denda besar dan melarang tujuh pemain yang terlibat untuk bermain selama satu tahun. Saat ini, FAM tengah menyiapkan langkah banding resmi terhadap keputusan tersebut.