- Arnold desak AFC jaga prinsip fair play.
- Arab Saudi dan Qatar dianggap terlalu diuntungkan.
- Publik soroti transparansi AFC dalam Kualifikasi 2026.
Arnold menilai perbedaan ini menjadi faktor utama ketidakseimbangan performa antar tim.
Menurutnya, AFC perlu segera mengevaluasi sistem agar tidak menimbulkan ketidakpuasan di masa depan.
Format Turnamen Dinilai Kurang Konsisten
Arnold menjelaskan bahwa sebelumnya AFC berjanji babak play off akan digelar di tempat netral seperti Malaysia.
Namun keputusan mendadak menjadikan dua tim berperingkat tertinggi sebagai tuan rumah dianggap merugikan tim lain.
Perubahan mendadak itu membuat sejumlah pelatih merasa dikejutkan oleh keputusan yang tidak konsisten.
Arnold menyebut kejadian ini sebagai bukti lemahnya komunikasi antara federasi dan pelatih peserta.
Hal ini menurutnya harus diperbaiki jika AFC ingin menjaga kredibilitas kompetisi.
Sorotan Publik terhadap AFC Meningkat
Baca Juga: Andre Rosiade Ungkap Timnas Indonesia Dikuasai 2 Sosok Inisial S, Izinkan Pemain Podcast di Arab
Kritik dari Arnold menambah tekanan terhadap AFC yang kini mulai disorot publik soal transparansi dan keadilan.
Tagar #FairPlayAFC bahkan ramai di media sosial sebagai bentuk protes suporter dari berbagai negara Asia.
Mereka menuntut agar ke depan, semua pertandingan kualifikasi digelar di lokasi netral tanpa keistimewaan tuan rumah.
Arnold menegaskan bahwa semangat olahraga adalah keadilan, bukan keuntungan bagi pihak tertentu.
Ia berharap AFC belajar dari kritik ini demi kebaikan sepak bola Asia di masa mendatang.