-
Tim Geypens menolak panggilan Timnas U-23 demi fokus bermain reguler bersama FC Emmen di Liga Belanda.
-
Keputusan itu terbukti tepat setelah Geypens tampil impresif dengan dua gol dan satu assist dari 12 laga.
-
Nilai pasarnya melonjak hampir tiga kali lipat, dari Rp1,30 miliar menjadi Rp3,48 miliar berkat performa konsistennya di Eropa.
Suara.com - Keputusan bek FC Emmen, Tim Geypens untuk menolak panggilan Timnas Indonesia U-23 demi fokus pada kariernya di klub ternyata membuahkan hasil yang sangat manis.
Di saat ia tidak bergabung dengan pemusatan latihan SEA Games 2025, nilai pasarnya di bursa transfer justru meroket secara drastis.
Seperti diketahui, nama Tim Geypens sebenarnya masuk dalam daftar 32 pemain yang dipanggil oleh pelatih Indra Sjafri.
Namun, ia dan klubnya memutuskan untuk menolak panggilan tersebut demi mendapatkan menit bermain reguler di Liga Belanda.
"Tim Geypens dipastikan tidak akan memperkuat Timnas Indonesia U-23 meski sempat mendapat panggilan. Bek tersebut, bersama klubnya, memutuskan untuk sepenuhnya fokus pada menit bermain di FC Emmen," tulis laporan media Forza FC Emmen.
"Seandainya Geypens menerima panggilan tersebut, ia hanya akan tampil dalam satu laga uji coba melawan India serta mengikuti pemusatan latihan pada 5–13 Oktober," imbuhnya.
Keputusan ini ternyata sangat tepat. Geypens tampil luar biasa bersama FC Emmen musim ini.
Dari 12 pertandingan yang telah ia jalani, bek berusia 20 tahun ini sukses menyumbangkan dua gol dan satu assist, sebuah catatan impresif untuk seorang pemain bertahan.
Performa gemilangnya inilah yang berdampak langsung pada valuasinya di pasar transfer.
Baca Juga: 3 Kriteria Pemain Timnas Indonesia Pilihan Indra Sjafri di FIFA Matchday November 2025
Berdasarkan data terbaru, nilai pasar Tim Geypens kini melonjak tajam dari yang semula hanya Rp1,30 miliar menjadi Rp3,48 miliar, atau naik hampir tiga kali lipat.
Lonjakan nilai pasar ini menjadi bukti bahwa keputusannya untuk memprioritaskan menit bermain reguler di Eropa adalah langkah yang sangat tepat untuk perkembangan kariernya, meskipun itu berarti ia harus menunda mimpinya untuk mengenakan seragam Merah Putih.