-
PSSI ditolak lima pelatih top saat mencari pengganti Shin Tae-yong.
-
Erick Thohir mengantongi lima nama calon pelatih Timnas Indonesia saat ini.
-
PSSI berhati-hati agar tak ulangi kesalahan penunjukan Patrick Kluivert.
Suara.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membeberkan tantangan signifikan yang dihadapi federasi dalam proses mencari sosok juru taktik baru bagi Skuad Garuda.
Fokus pencarian pelatih ini menguat setelah PSSI mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert.
Pengalaman pahit terjadi bahkan saat PSSI menunjuk Kluivert menggantikan Shin Tae-yong pada awal Januari 2025.
Erick Thohir mengungkapkan bahwa mereka sempat menjaring sepuluh kandidat, tetapi lima di antaranya menolak kesempatan untuk melatih Timnas Indonesia.
Pengalaman ditolak lima pelatih tersebut terjadi ketika PSSI berencana mengganti posisi yang sebelumnya dipegang oleh Shin Tae-yong.
Saat ini, PSSI sudah mengantongi lima nama potensial yang masuk dalam daftar calon arsitek skuad Merah Putih selanjutnya.
Kelima nama tersebut masih akan digodok lebih lanjut melalui diskusi mendalam bersama internal PSSI dan pemangku kepentingan pemerintah.
Erick Thohir memastikan bahwa PSSI tidak mau terburu-buru dalam menentukan keputusan krusial ini.
Hal ini dilakukan mengingat agenda besar Timnas akan berlangsung pada tahun depan setelah FIFA Matchday November.
Baca Juga: Komentar Penyerang Keturunan Medan Bikin Timnas Indonesia Tenang, Kenapa?
“Indonesia itu ada FIFA Matchday November, tapi yang besar itu tahun depan ada FIFA Matchday Maret, Juni, September, Oktober dan November. Kita mencoba menjaring nama (calon pelatih Timnas Indonesia) lebih banyak,” kata Erick Thohir.
Seleksi ketat dan diskusi mendalam menjadi kunci karena belum ada jaminan ketersediaan dari para kandidat yang sudah masuk radar PSSI.
Ketua Umum PSSI itu menambahkan bahwa dari lima nama yang sudah dipertimbangkan, ada kemungkinan satu nama tidak tersedia.
“Sudah ada lima nama (calon pelatih Timnas Indonesia), tapi kita harus godok lagi. Dari lima nama ini, kita harus diskusi lagi dengan banyak pihak, termasuk yang ada di PSSI maupun pemerintah. Dari lima nama ini, satu belum tentu avalaible,” lanjut Erick Thohir.
Langkah selektif ini merupakan pelajaran dari pengalaman sebelumnya saat PSSI mencari pengganti Shin Tae-yong.
Pada saat itu, dari sepuluh nama pelatih yang dijaring, lima di antaranya menyatakan tidak bersedia menerima tawaran PSSI.
“Sebenarnya sebelum-sebelumnya ada 10 nama dan lima di antaranya tidak avalaible,” lanjut Erick Thohir.
PSSI menunjukkan sikap kehati-hatian maksimal agar kesalahan fatal penunjukan Patrick Kluivert tidak terulang.
Keputusan PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai pengganti Shin Tae-yong kala itu dianggap sebagai langkah yang sangat tergesa-gesa.
Penunjukan tergesa-gesa itu terjadi pada Januari 2025, padahal Timnas Indonesia berada di jalur yang tepat menuju putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia menduduki posisi ketiga Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan perolehan enam poin.
Skuad Garuda hanya terpaut satu angka dari posisi kedua yang ditempati oleh Australia, batas akhir untuk lolos otomatis ke putaran final Piala Dunia 2026.
Namun, pemecatan Shin Tae-yong dan penunjukan Patrick Kluivert berujung kegagalan total bagi target lolos Piala Dunia.
Di bawah Patrick Kluivert, Timnas Indonesia hanya mampu finis di posisi keempat klasemen akhir Grup C.
Bahkan pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia selalu menelan kekalahan di setiap pertandingan.
Oleh karena itu, PSSI kini berupaya keras memastikan juru taktik yang terpilih adalah sosok yang paling tepat dan berkomitmen untuk membangun masa depan Timnas.
Proses seleksi pelatih ini harus memastikan bahwa sosok yang dipilih dapat membawa perbaikan signifikan dan konsisten.
Keputusan strategis ini bertujuan untuk menghindari kegagalan yang sama dan mengembalikan performa terbaik Timnas Indonesia.
PSSI bertekad untuk memastikan bahwa pelatih baru dapat membangun fondasi yang kuat untuk skuad Garuda di ajang internasional mendatang.
Langkah kehati-hatian ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan prestasi jangka panjang bagi sepak bola Indonesia.
Dengan lima nama yang sudah dikantongi, PSSI akan melakukan telaah mendalam untuk menghindari polemik.
Federasi ingin pelatih baru memiliki visi yang sejalan dengan target ambisius Timnas Indonesia di masa depan.
Pencarian pelatih ini merupakan komitmen PSSI untuk memberikan yang terbaik bagi Timnas Indonesia.
PSSI berharap penantian ini akan menghasilkan pilihan pelatih terbaik yang dapat membawa Timnas kembali bersaing di level tertinggi.