Presiden La Liga Sebut Premier League Boros, Serie A Italia Kehilangan Arah

Irwan Febri Suara.Com
Jum'at, 05 Desember 2025 | 19:06 WIB
Presiden La Liga Sebut Premier League Boros, Serie A Italia Kehilangan Arah
Presiden La Liga, Javier Tebas beri masukan untuk peningkatan kompetisi Indonesia. (Instagram/javier.tebas)
Baca 10 detik
  • Presiden LaLiga, Javier Tebas, menyindir belanja klub Premier League dan Serie A yang tidak berkelanjutan.
  • Tebas mengkritik Serie A Italia kehilangan arah karena memprioritaskan kepentingan pribadi, bukan ekosistem liga.
  • Ia mengecam Superliga karena tidak serius, sering mengubah format, dan salah memahami model ekonomi pasar iklan.

Suara.com - Presiden LaLiga, Javier Tebas, kembali membuat pernyataan keras dan sindiran tajam untuk Premier League dan Serie A Italia.

Dalam wawancara eksklusif bersama La Gazzetta dello Sport, sosok yang dikenal vokal itu menyindir dua kompetisi terbaik Eropa, Premier League dan Serie A Italia.

Tebas mengungkapkan perbedaan besar antara LaLiga dan liga top lainnya seperti Premier League dan Serie A Italia.

Musim panas lalu, klub-klub LaLiga hanya menghabiskan €666 juta, hampir lima kali lebih kecil dibanding Premier League.

“Di Spanyol kami hanya belanja sesuai kemampuan. Di Inggris, Italia, dan Prancis ada klub yang belanja lebih dari pemasukan. Itu tidak berkelanjutan.”

Ia juga mengingatkan bahwa pendapatan besar Premier League seharusnya cukup tanpa harus menambah utang.

Lebih lanjut Tebas juga memberikan kritik pedas terhadap kompetisi Serie A Italia.

Menurut Tebas dari musim ke musim, kompetisi Serie A Italia seperti kehilangan arah, jauh dari tracknya.

“Italia sedang kehilangan kereta karena tidak semua memahami bahwa pusat ekosistem sepak bola harusnya Serie A, bukan kepentingan pribadi.”

Baca Juga: Roy Keane dan Gary Neville Ngamuk Usai Manchester United Ditahan Imbang West Ham

Ia menyoroti sistem kompetisi usia muda di Italia yang masih mempertahankan liga Primavera, yang menurutnya tidak kompetitif.

Sebagai perbandingan, Spanyol mengizinkan tim B klub besar bermain di divisi dua hingga empat, menghadapi lawan-lawan senior, sehingga mempercepat perkembangan pemain muda.

Tebas juga menyerang penggagas Superliga, yang menurutnya tidak pernah serius.

“Dalam empat tahun, mereka mengubah format empat kali. Itu tidak serius,” katanya.

Ia menilai klaim bahwa Superliga bakal mengandalkan model “sepak bola gratis” justru membuktikan bahwa mereka tidak memahami realitas pasar.

Menurutnya, pasar iklan sudah jenuh, sehingga layanan gratis mustahil menopang kompetisi elite.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI