-
Eks pelatih Ajax, John Heitinga, tolak tawaran PSSI melatih Timnas Indonesia.
-
PSSI kini fokus wawancarai kandidat pelatih lain di Eropa.
-
Heitinga memilih fokus sebagai asisten pelatih Liverpool saat ini.
Suara.com - Mantan arsitek tim raksasa Belanda, Ajax Amsterdam, John Heitinga, belakangan menjadi sorotan utama dalam pencarian juru taktik baru untuk Timnas Indonesia.
Isu mengenai minat PSSI terhadap sosoknya merebak kuat setelah PSSI berburu pelatih ke Benua Biru beberapa waktu lalu.
Namun, laporan terbaru dari media terkemuka Belanda, soccernews.nl, menguak fakta bahwa Heitinga belum menunjukkan ketertarikan untuk mengambil alih posisi pelatih kepala Skuad Garuda.
Dengan tegas, mantan bek timnas Belanda tersebut dilaporkan telah menolak pinangan untuk memimpin Timnas Indonesia saat ini.
Penolakan ini datang di tengah upaya PSSI mencari pengganti Patrick Kluivert, yang masa kerjanya dihentikan per 16 Oktober 2025.
Patrick Kluivert dan tim kepelatihannya diberhentikan dari jabatannya lantaran Timnas Indonesia tidak berhasil mengamankan tempat di ajang Piala Dunia 2026.
Setelah mengakhiri kerja sama dengan Kluivert, otoritas tertinggi sepak bola Indonesia, PSSI, mengumumkan bahwa mereka telah mengantongi lima nama calon pelatih potensial.
Hingga saat ini, proses pencarian pelatih baru oleh PSSI masih berlangsung aktif dan nama John Heitinga sempat menghiasi daftar kandidat.
Delegasi PSSI yang terdiri dari Direktur Teknik Alexander Zwiers, bersama dengan dua anggota Komite Eksekutif, Endri Erawan dan Muhammad, diketahui telah melakukan perjalanan ke Eropa.
Baca Juga: Bisa Tersingkir Tanpa Main, Nasib Timnas Indonesia U-22 di SEA Games Ditentukan Hari Ini
Kunjungan ini bertujuan untuk mengadakan wawancara langsung dengan para calon yang sedang dipertimbangkan untuk memimpin timnas senior.
Meskipun identitas lengkap seluruh kandidat masih dirahasiakan, beberapa nama top telah santer disebut-sebut di kalangan publik sepak bola.
Tiga nama yang mencuat dan dianggap paling kuat saat ini adalah Giovanni van Bronckhorst, Jesus Casas, dan Heimir Hallgrimsson.
Laporan dari soccernews.nl mengonfirmasi bahwa Heitinga memang masuk dalam pertimbangan serius untuk memimpin tim Asia Tenggara ini.
Rumor tersebut terasa valid mengingat track record Heitinga yang baru saja dilepas dari Ajax Amsterdam pada bulan November lalu, menyusul serangkaian hasil yang kurang memuaskan.
PSSI disebut telah menjalin komunikasi dengan Heitinga, berharap dia bersedia menggantikan peran yang ditinggalkan oleh Kluivert.
Sayangnya, kabar yang beredar kini menyatakan bahwa tawaran tersebut telah ditolak oleh yang bersangkutan.
Laporan yang sama menyebutkan bahwa Heitinga, yang kini menjabat sebagai asisten pelatih Arne Slot di Liverpool untuk musim 2024-2025, belum bersedia mengambil peran tersebut.
Namun, sumber tersebut juga memberikan harapan bahwa masa depan kerja sama antara Heitinga dan PSSI tetap terbuka.
Media Belanda tersebut secara eksplisit menyampaikan kutipan mengenai situasi ini:
"Menurut berbagai sumber, Federasi Sepak Bola Indonesia baru-baru ini menghubunginya untuk melihat apakah ia tertarik melatih tim nasional mereka, tetapi Heitinga sendiri menolak tawaran tersebut untuk saat ini."
Pernyataan tersebut menggarisbawahi keengganan Heitinga untuk langsung menerima tawaran tersebut saat ini juga.
"Mungkin pintu akan tetap terbuka di masa depan," tambahnya.
Kutipan ini mengindikasikan bahwa kesempatan bagi PSSI untuk merekrut Heitinga di kemudian hari masih ada.
PSSI kini harus bergerak cepat untuk mengidentifikasi pelatih definitif dari sisa kandidat yang ada.
Kegagalan Heitinga bergabung memperpanjang daftar tantangan PSSI dalam upaya membangun kembali kejayaan Timnas Indonesia.
Para penggemar Timnas Garuda kini menantikan pengumuman resmi dari PSSI mengenai siapa pelatih yang akan menahkodai timnas menuju kompetisi internasional berikutnya.
Proses pencarian ini membuktikan keseriusan PSSI dalam memilih figur yang tepat untuk mengangkat prestasi sepak bola Indonesia.
Nama-nama kandidat lain yang telah disebutkan menjadi fokus perhatian selanjutnya bagi masyarakat dan media.
Kriteria kepelatihan yang dicari PSSI diprediksi sangat ketat untuk memastikan tidak terjadi lagi kegagalan seperti di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Siapakah sosok yang akan mendapatkan kepercayaan dan menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia berikutnya?
Hanya waktu yang akan menjawab, seiring PSSI terus bekerja keras di balik layar.
Publik berharap proses ini dapat segera tuntas dengan hasil terbaik bagi kemajuan Timnas Indonesia.
Meskipun Heitinga menolak, peluang PSSI mendapatkan pelatih kelas dunia tetap besar dengan adanya nama-nama lain di daftar.
Laporan ini menjadi penanda bahwa PSSI tidak main-main dalam mencari pelatih berkualitas, bahkan hingga melakukan perjalanan ke Eropa.
Upaya PSSI menghubungi figur sekelas Heitinga menunjukkan ambisi besar federasi untuk Timnas Indonesia.
Keputusan Heitinga yang memilih fokus di Liverpool musim ini menjadi faktor utama penolakannya.
Situasi ini menempatkan PSSI di bawah tekanan waktu untuk segera menunjuk pelatih baru yang mumpuni.
Tawaran yang ditolak Heitinga berpotensi meningkatkan persaingan antar kandidat lain yang masih tersedia.
Pencarian pelatih baru ini adalah babak krusial dalam sejarah sepak bola Indonesia pasca-era Kluivert.
Hasil dari wawancara di Eropa diharapkan dapat segera memberikan kejelasan bagi masa depan Timnas Garuda.
Pelatih baru akan memikul beban berat untuk membawa Timnas Indonesia berprestasi di level Asia dan dunia.
Fokus kini beralih kepada Giovanni van Bronckhorst, Jesus Casas, dan Heimir Hallgrimsson sebagai target utama.
Semoga PSSI dapat segera mengumumkan nama yang akan menjadi pemimpin baru di bench Timnas Indonesia.
Keputusan ini akan sangat menentukan peta kekuatan dan strategi Timnas Indonesia di kompetisi mendatang.