- Ruud van Nistelrooy menyatakan kesiapannya kembali melatih setelah setahun meninggalkan Leicester City musim panas lalu.
- Ia terbuka untuk peran sebagai pelatih utama atau asisten pelatih, termasuk kemungkinan kembali di Manchester United.
- Keputusan kembali melatih akan mempertimbangkan faktor kedekatan dengan keluarga yang menjadi prioritas utama saat ini.
Suara.com - Legenda Manchester United, Ruud van Nistelrooy memberikan kejelasan terkait masa depannya di dunia kepelatihan.
Setelah lebih dari satu tahun meninggalkan jabatan terakhirnya di Leicester City, van Nistelrooy ingin kembali melatih.
Belakangan Ruud van Nistelrooy dirumorkan masuk sebagai calon pelatih Manchester United jika Ruben Amorim dipecat.
Musim lalu menjadi periode yang penuh dinamika bagi Van Nistelrooy.
Dari seorang asisten pelatih di Manchester United, ia sempat dipercaya sebagai pelatih interim dan mencatat hasil apik, tiga kemenangan dan satu hasil imbang dalam empat laga.
Namun setelah klub menunjuk Ruben Amorim sebagai manajer permanen, Van Nistelrooy melanjutkan petualangannya ke Leicester City.
![Manchester United Pesta 5 Gol, Ruud van Nistelrooy Pakai Ilmu Padi [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/31/10719-ruud-van-nistelrooy.jpg)
Sayangnya, petualangan tersebut tak berjalan mulus. Ia gagal membawa Leicester keluar dari zona degradasi dan akhirnya berpisah dengan klub pada akhir musim panas.
Sejak itu, pria berusia 49 tahun tersebut belum kembali ke pinggir lapangan.
Namun dalam wawancara terbaru dengan Omroep Brabant, Van Nistelrooy menegaskan bahwa dirinya sudah siap kembali bekerja sebagai pelatih.
Baca Juga: Lelucon! Rio Ferdinand Minta Manchester United Rekrut Mohamed Salah, Berani Seperti Wayne Rooney?
“Saya sudah pernah menjadi manajer, tapi saya juga pernah menjadi asisten Erik ten Hag di Manchester,” kata Van Nistelrooy.
“Saya terbuka untuk dua-duanya. Jika ada peluang emas untuk menjadi asisten, itu juga mungkin terjadi.”
Ia mengakui bahwa setelah setahun jauh dari hiruk pikuk dunia kepelatihan, kedekatan dengan keluarga menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan.
“Saya sudah setahun berada di rumah. Rasanya menyenangkan bisa bersama keluarga. Saya punya dua anak berusia 19 dan 17 tahun, dan mereka juga sedang berkembang. Saya ingin menjadi bagian dari itu. Jika bisa, itu jelas menjadi pilihan utama saya,” ujarnya.
“Saya tidak menutup kemungkinan apa pun. Jika ambisinya sama dan cocok, saya siap.” tegasnya.
Kontributor: Azka Putra