-
PSSI mewajibkan calon pelatih Timnas Indonesia menetap lama untuk mendalami budaya sepak bola nasional.
-
Fokus utama pelatih baru adalah membawa Timnas Indonesia lolos ke ajang Piala Dunia 2030.
-
Erick Thohir akan mengumumkan nama pelatih baru setelah gelaran SEA Games 2025 selesai dilaksanakan.
Suara.com - Federasi sepak bola Indonesia tengah melakukan penyaringan ketat untuk menentukan nakhoda baru bagi Timnas Indonesia.
PSSI kini telah memfokuskan pencarian pada kandidat yang mampu memenuhi empat standar utama organisasi tersebut.
Penetapan kriteria ini bertujuan untuk memastikan tim nasional mencapai level prestasi yang jauh lebih kompetitif.
Visi besar menjadi syarat pertama yang tidak bisa ditawar bagi siapa pun yang berminat melatih.
Calon pelatih tim diwajibkan memiliki komitmen kuat guna membawa Indonesia menembus putaran final Piala Dunia 2030.
Ambisi ini muncul sebagai bentuk keseriusan federasi setelah sebelumnya gagal melangkah ke ajang Piala Dunia 2026.
Kriteria kedua yang ditetapkan PSSI berkaitan erat dengan intensitas kehadiran fisik pelatih di wilayah Indonesia.
Para petinggi sepak bola nasional menginginkan sosok yang bersedia mengabdikan seluruh waktunya di dalam negeri.
Hal ini menjadi bahan evaluasi penting agar pelatih dapat memahami karakteristik serta budaya sepak bola kita secara utuh.
Baca Juga: Persiapan Buruk, Pergerakan Melenceng: Kritik Keras untuk Timnas Indonesia U-22
Keputusan ini diambil setelah meninjau efektivitas kerja pelatih sebelumnya yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar negeri.
Anggota Exco PSSI, Endri Erawan, menegaskan bahwa kesediaan tinggal dalam waktu lama merupakan faktor penentu yang sangat krusial.
"Target kami adalah pelatih itu harus benar-benar all out di Indonesia. Artinya dia harus mempunyai banyak waktu di Indonesia daripada negaranya."
"Dia juga harus tinggal di Indonesia lebih lama, kalau bisa keluarganya juga ikut pindah," kata Endri Erawan di Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Aspek ketiga dalam persyaratan tersebut adalah membangun sinergi yang harmonis dengan klub-klub sepak bola lokal.
PSSI menuntut adanya pola komunikasi yang aktif antara pelatih tim nasional dengan para pemangku kepentingan di liga.
Koordinasi yang solid diharapkan dapat menyelaraskan program latihan nasional dengan pola pembinaan pemain di level klub.
Syarat keempat yang menjadi perhatian serius adalah kesediaan pelatih kepala untuk bekerja sama dengan asisten lokal.
Kebijakan ini diambil sebagai upaya strategis untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada para pelatih domestik.
PSSI berharap pengalaman internasional yang dimiliki pelatih kepala dapat diserap dengan baik oleh tenaga pelatih lokal.
Filosofi permainan yang modern diharapkan tidak hanya berhenti di tim nasional namun juga tersebar ke seluruh wilayah.
Endri Erawan kembali menjelaskan bahwa kontribusi pelatih terpilih nantinya harus memberikan dampak luas bagi pembinaan nasional.
"Kami ingin pelatih yang dipilih nanti harus berkontribusi untuk pelatih-pelatih lokal. Dia harus bisa berdiskusi dekat dengan klub-klub di Indonesia," ucapnya.
"Dia bisa memberikan filosofi permainan yang ditularkan kepada pelatih-pelatih di seluruh Indonesia," jelasnya.
Sejauh ini, otoritas sepak bola Indonesia belum bersedia membeberkan identitas dua nama kandidat yang kini telah mengerucut.
Keputusan final mengenai siapa yang akan menahkodai skuad Garuda akan segera dibahas dalam forum resmi organisasi.
Rapat Anggota Exco PSSI baru akan dilaksanakan setelah perhelatan SEA Games 2025 resmi ditutup pada 20 Desember mendatang.
Kesibukan Ketua Umum PSSI di ajang multi-cabang tersebut menjadi alasan penundaan pengumuman resmi kepada publik saat ini.
"Sekarang Pak Erick Thohir (Ketua Umum PSSI) lagi sibuk di SEA Games 2025 dan kami harus maklumi itu."
"Biarkan beliau fokus di sana setelah itu baru kami rapat Exco PSSI. Insyaallah bulan ini atau paling lambat bulan depan ada nama pelatih yang harus diumumkan oleh Pak Erick Thohir," tutupnya.
Publik kini menanti dengan antusias sosok baru yang diharapkan membawa perubahan signifikan bagi masa depan sepak bola kita.
Pemilihan pelatih dengan rekam jejak sukses meloloskan negara ke Piala Dunia menjadi prioritas utama federasi saat ini.
Langkah progresif PSSI ini diharapkan mampu menjawab keraguan serta dahaga prestasi para pendukung setia tim nasional.
Proses seleksi yang transparan dan berbasis data menjadi kunci utama dalam membangun fondasi kekuatan tim yang berkelanjutan.
Setiap detail dari kriteria yang ditetapkan mencerminkan keinginan kuat untuk bangkit dari kegagalan di masa yang lalu.
Indonesia membutuhkan sentuhan pelatih yang tidak hanya cerdas secara taktik namun juga memiliki jiwa nasionalisme yang kuat.
Dengan infrastruktur dan dukungan yang semakin baik, harapan untuk melihat Garuda terbang tinggi kini terbuka lebar kembali.