- Achitpol Keereerom, mantan kapten Thailand U-22, meninggalkan Liga Jerman untuk menjadi biksu di kampung halaman.
- Pemain 24 tahun itu mundur dari klubnya Schwaben Augsburg dan ditahbiskan di sebuah kuil di provinsi Loei.
- Keputusan spiritual ini diambil meskipun catatan statistiknya di Jerman cukup baik, dengan lima gol dan tiga assist.
Suara.com - Kisah unik dan inspiratif datang dari dunia sepak bola Thailand. Di saat banyak pemain mengejar mimpi di panggung Eropa, Achitpol Keereerom mantan kapten Timnas Thailand U-22 justru mengambil jalan berbeda meninggalkan kariernya di Liga Jerman untuk pulang ke kampung halaman dan mengabdi sebagai seorang biksu.
Keputusan pemain berusia 24 tahun ini untuk menempuh jalan kehidupan monastik sontak mengejutkan publik.
Dinukil dari laporan Vietnam.vn, secara sukarela meninggalkan klubnya di kasta keempat Liga Jerman, Schwaben Augsburg untuk kembali ke provinsi Loei dan ditahbiskan di sebuah kuil setempat.
Bagi sebagian orang, langkah ini mungkin dianggap sebagai akhir dari sebuah karier.
Terlebih keputusan ini diambil di tengah persepsi bahwa perkembangannya di Eropa tidak berjalan mulus.
Namun jika melihat statistiknya, karier Keereerom sebenarnya tidak bisa dibilang buruk.
Ia merupakan pemain reguler di Schwaben Augsburg dengan catatan 5 gol dan 3 assist dari 21 penampilan.
Ia juga merupakan produk asli sepak bola Jerman, jebolan akademi Rosenheim U-19 dan pernah tiga musim membela FC Augsburg II.
Di Thailand, seorang atlet yang memilih untuk menjadi biksu bukanlah fenomena yang aneh.
Baca Juga: John Herdman Akan Diumumkan Jadi Pelatih Timnas Indonesia Akhir Desember Ini
Ini seringkali dipandang sebagai sebuah fase dalam perjalanan spiritual untuk mencari keseimbangan, ketenangan, dan makna hidup yang lebih dalam.
Meskipun pernah merasakan pahitnya kekalahan, termasuk saat timnya dilumat Timnas Indonesia 2-5 di final SEA Games 2023, keputusan Keereerom ini tampaknya melampaui urusan menang dan kalah di lapangan.
Ini bukan sekadar jeda sementara dari hiruk pikuk dunia sepak bola profesional.
Ini adalah sebuah pilihan sadar untuk menempuh perjalanan spiritual, sebuah pencarian jati diri yang menempatkan nilai-nilai luhur di atas ambisi duniawi.