- Alessandro Del Piero berbagi nostalgia masa remaja 18 tahun saat tiba di Torino, kota metropolitan yang traumatis baginya.
- Del Piero mengingat kedisiplinan Juve termasuk telepon subuh ikonik dari Gianni Agnelli sebelum laga debutnya.
- Mantan kapten Juventus itu menekankan bahwa memenangkan Piala Dunia merupakan puncak karier pesepak bola.
Suara.com - Legenda Juventus, Alessandro Del Piero, membagikan kisah menarik dan penuh nostalgia tentang masa-masa awalnya bersama Bianconeri.
Dalam program “Stanotte a Torino” di Rai 1 bersama Alberto Angela, mantan kapten Juve itu membuka cerita soal kedisiplinan khas klub, termasuk kebiasaan Gianni Agnelli menelepon pemain pada pukul lima pagi.
Del Piero mengingat momen pertamanya tiba di Torino sebagai remaja 18 tahun dari kota kecil.
“Torino terasa seperti metropoli. Dampaknya besar, indah, tapi juga sedikit traumatis,” ujarnya.
Ia mengaku butuh waktu untuk beradaptasi dengan ritme kota dan besarnya ekspektasi di Juventus.
Selama 19 tahun bermukim di Torino, Del Piero punya dua tempat yang paling berkesan.
Stadion Comunale, tempat ia dulu menyaksikan idolanya bermain dan menang, serta Piazza Carlina, kawasan yang menjadi rumahnya pada periode 1990–1996.
Kisah paling ikonik datang saat Del Piero menceritakan telepon subuh dari Agnelli.
“Kami diwajibkan punya telepon di rumah. Telepon itu benar-benar ada—jam lima pagi,” katanya.
Baca Juga: Dirumorkan Beli Jay Idzes, AC Milan Sibuk Urus Utang Ratusan Juta Euro
Telepon pertamanya bahkan datang dua menit sebelum laga debut bersama Juventus.
“Pesannya singkat, ‘Semoga beruntung hari ini.’ Kalau tekanannya sudah tinggi, itu menambahkannya,” kenang Del Piero.
Juventus kala itu kalah 0-1 dari AC Milan yang bertabur bintang, namun setahun kemudian, Juve mampu menyalip mereka.
Di sisi lain, soal Piala Dunia, Del Piero menyebutnya sebagai puncak karier seorang pemain seperti pergi ke bulan.
Ia menekankan pentingnya mental saat mengeksekusi penalti di momen krusial.
Untuk masa depan Timnas Italia, pesannya sederhana namun tegas, menang.