- Keputusan naturalisasi membuat kegagalan Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026 menjadi luka batin bagi Ole Romeny.
- Topik Piala Dunia kini memicu rasa sakit bagi Romeny karena ia telah berjuang langsung bersama timnas.
- Romeny sempat memaksakan diri bermain demi Merah Putih meskipun baru pulih dari operasi patah kaki.
Suara.com - Makna Piala Dunia kini telah berubah total bagi seorang Ole Romeny, dari sekadar mimpi masa kecil menjadi sebuah luka batin yang nyata dan menyayat hati.
Sebelum resmi dinaturalisasi, kegagalan tampil di panggung tertinggi sepak bola mungkin hanya akan menjadi kekecewaan biasa karena persaingan ketat menembus skuad Timnas Belanda.
Namun, kini situasinya berbeda 180 derajat setelah ia memilih untuk menyematkan lambang Garuda di dadanya.
Kegagalan Timnas Indonesia melaju ke putaran final Piala Dunia 2026 bukan lagi sekadar statistik, melainkan pukulan telak yang meninggalkan trauma mendalam bagi penyerang Oxford United tersebut.
Romeny mengaku bahwa euforia menyambut turnamen akbar yang biasanya dirasakan setiap pesepak bola, kini justru berubah menjadi rasa sakit setiap kali topik tersebut dibahas.
"Ketika saya mendengar seseorang berbicara tentang Piala Dunia sekarang, hati saya terasa sakit," ungkap Romeny jujur dalam wawancaranya dengan De Gelderlander dikutip pada Senin (29/12/2025).
Perasaan ini muncul karena ia bukan lagi penonton, melainkan aktor utama yang telah berjuang mati-matian dan merasakan langsung pahitnya kegagalan di lapangan.
"Dan itu hanya akan menjadi lebih buruk sekarang setelah turnamen semakin dekat," tambahnya menggambarkan betapa sulitnya ia berdamai dengan kenyataan.
Rasa sakit itu semakin teramplifikasi oleh pengorbanan fisik yang telah ia berikan untuk Merah Putih.
Baca Juga: Bedah Gaji 3 Pelatih Timnas Indonesia: John Herdman Lebih Murah dari STY dan Kluivert
Romeny rela mempercepat pemulihan pasca operasi patah kaki di Amsterdam demi bisa tampil di laga krusial bulan Oktober melawan Arab Saudi dan Irak.
Meski tubuhnya belum bugar seratus persen, ia memaksakan diri turun ke gelanggang dengan modal adrenalin dan cinta yang tulus untuk negara barunya.
"Saya memainkan pertandingan internasional itu terutama dengan hati saya. Dengan perasaan, dengan adrenalin," kenangnya.
Kini, Piala Dunia 2026 hanya akan menjadi pengingat pedih bagi Romeny tentang sebuah mimpi besar bangsa Indonesia yang kandas di depan mata, di mana ia terlibat langsung di dalamnya.