"Ternyata 'malesbanget' kalo bahasa inggrisnya, 'males' itu 'male' yang artinya laki-laki, 'banget' itu 'gangbang' (hubungan seksual yang dilakukan beberapa orang secara bergantian). Ya komputer ngebacanya gitu," katanya terbahak.
Kendala lainnya, dilanjutkan Tian, dia sulit mendapatkan penulis sesuai karakter MBDC. Dia ingin reporter atau penulis yang bekerja dengannya punya sense humor tinggi. "Akhirnya pas interviewnya kita suruh ngelawak aja deh, kalo kita ketawa berarti cocok," ucapnya.
Masalah selanjutnya yang tak kalah penting adalah mengenai manajemen. "Kita kan nggak pernah bikin perusahan besar. Secara struktur masih nggak ngerti. Seperti mengatur keuangan misalnya, dulu kita bingung mau ambil orang dengan gaji gede," kata Tian bercerita.
Mulanya, hanya ada satu outlet. Jumlah kaos yang dijual 200an potong yang terdiri dari warna putih dan hitam saja. Desainnya pun cuma satu jenis; tulisan Damn I Love Indonesia (DILI).
Hampir enam tahun berjalan, usaha yang ditekuni presenter berwajah oriental itu sudah jauh berkembang pesat. Jumlah produk yang dijual bertambah sampai memproduksi 2000 potong kaos setiap dua bulan. Bukan hanya kaos, item yang ditawarkan sekarang bervariasi mulai dari kaos, topi, sweater, gantungan kunci, kemeja, kaus tangan buntung, dan masih banyak lagi.
"Dua ribu potong itu untuk satu desain saja dan seluruh otlet," kata Daniel ditemui suara.com di DILI Store, Kota Kasablanca, bilangan Tebet, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Outlet yang dikunjungi suara.com merupakan satu dari delapan outlet yang dimiliki Daniel. Ada empat tersebar di Jakarta dan sisanya di Makassar, Surabaya, dan Bali. Rencananya, dia juga akan membuka lagi di Bandara Soekarno Hatta.
Daniel dan beberapa temannya mulai menekuni bisnis itu dari tahun 2008. Nama 'Damn' yang dipakai awalnya ide dari salah satu sahabatnya. "Damn itu singkatan dari Daniel Mananta," ucapnya tertawa.
"Terus gue mikir kenapa nggak Damn I Love Indonesia aja? Saat itu menurut gue kita lagi krisis patriotisme. Kenapa? Gue ngobrol sama salah satu temen gue, dia lahir di Indonesia, besar di Indonesia, sekolah di Indonesia. Parahnya kalo gue tanya tentang Indonesia jawaban dia selalu negatif," ucapnya bercerita.
Satu-satunya yang bisa dibanggakan menurut Daniel adalah kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Indonesia. Dia berpendapat seperti itu karena tak sedikit produk budaya Tanah Air diklaim kepemilikannya oleh negara lain.
Sebagai public figure, Daniel merasa perlu memberikan inspirasi kepada penggemarnya agar mencintai negerinya sendiri lewat produk yang dijual. "Apalagi sekarang orang-orang suka pamerin sesuatu di media sosial," ujarnya.
Keberhasilan Daniel dengan brand miliknya tak lepas dari promo yang dilakukan. Misalnya, tak sedikit artis mancanegara yang datang ke Indonesia diberikan produk DILI oleh Daniel. Dia bekerjasama dengan Event Organizer yang memboyong si artis datang ke sini.
"Sebetulnya ide gue itu muncul dari fans artis yang datang itu. Mereka sering kasih idolanya kaos Damn I Love Indonesia sebagai kenang-kenangan," ucapnya yang enggan menyebut keuntungan bisnisnya dalam setahun.
Ditipu Karyawan