"Seperti sebuah kata di Surabaya kata itu digunakan sebagai simbol persahabatan udah lama nggak ketemu mengatakan itu nggak masalah. Tapi ketika digunakan untuk menghujat memaki itu baru masalah jadi sebetulnya tergantung penggunaan dan konteksnya," jelas Seto Mulyadi.
"Kalau sebagai bentuk persahabatan dengan senyum dan mempererat persahabatan tentu dianggap tidak masalah. Tapi kalau kemudian dipakai untuk memaki melukai hati dan sebagainya tentu menjadi masalah," bebernya lagi.
Terlepas dari itu, sebagai pemerhati anak, Seto Mulyadi menyarankan agar anak-anak menghindari penggunaan kata anjay.

"Nah itu tentu dianjurkan pada anak untuk tidak memakai kata itu. Saya pernah dengar anak kecil memakai kata itu tapi ketawa-ketawa," tutur Seto Mulyadi.
"Kemudian ibunya menyarankan sebaiknya tidak memakai kata itu, (anak bertanya), emang kenapa artinya? Ya memang tidak apa-apa," tambahnya.
Seperti diketahui Lutfi Agizal membuat gaduh lantaran konten berjudul 'Ngomong Anjay Bisa Merusak Bangsa' di saluran YouTubenya yang dipublikasikan pada 19 Agustus 2020.
Dia bahkan membuat aduan ke Komnas Perlindungan Anak (PA) menuntut agar kata anjay tidak digunakan lagi. Komnas PA pun mengabulkannya hingga menuai reaksi keras dari para netizen.