Kesalahan Adam Deni diungkapkan oleh saksi ahli, yakni melakukan jual beli terhadap data orang lain. Tindakan jual beli data itu tanpa persetujuan pemilik data.
"Data itu milik X (Ahmad Sahroni). X dengan A (Ni Made) melakukan jual beli. Data itu diserahkan A ke B (Adam Deni) dan B mengunggahnya ke media sosial tanpa persetujuan X. Kalau tanpa persetujuan ya melanggar," kata Denden.
4. Ahmad Sahroni Ditegaskan Tetap Memiliki Privasi
Denden menjelaskan bahwa meski Ahmad Sahroni merupakan pejabat publik, namun ia tetap memiliki privasi. Tidak seluruh informasinya bersifat terbuka.
Oleh karena, tindakan Adam Deni dinilai melanggar UU ITE. Apalagi, data itu juga masih bersifat rahasia karena belum dilaporkan ke LHKPN.
"Selama belum dilaporkan ke LHKPN kan belum bisa diakses publik, artinya dokumen itu masih bersifat rahasia," terang Denden.
5. Adam Deni dan Ni Made Dwita dijerat UU ITE
Adam Deni dan Ni Made dijerat Pasal 48 ayat (3) juncto Pasal 32 ayat (3) UU ITE sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU No. 19 tahun 2016 juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.
Demikian fakta terbaru terkait kasus Adam Deni yang menyebarkan dokumen milik Ahmad Sahroni.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma