Iya, begitu jadi pekerja di film komersial segala macam, ya tentu saya juga harus minta bayaran. Saya kan juga harus hidup, apalagi sudah berkeluarga.
Awal cerita abang mulai terjun di dunia film bagaimana?
Aku kan dulu kuliah di IKJ. Ada adik kelas aku sudah jadi astrada. Pertama kali, kalau masih ingat Nurhadie Irawan, kalau pernah dengar ya, dia itu jadi astrada Wim Umboh. Waktu saya pulang habis keliling teater, rambut masih panjang, saya ditawari sama Nurhadie, mau nggak jadi pemeran utama di film ini?
Aku bilang, 'Bagaimana rambutnya?', ternyata harus potong. Aku langsung berpikir. Tapi ya sudah, dicoba saja. Begitu bertemu Wim Umboh, dia bilang harus potong rambut. Akhirnya dia bilang, 'Saya tahu kamu sama rambut sayang. Nanti kalau nggak jadi syuting, saya bayar rambutnya', gitu.
Makanya abang mau tuh akhirnya?
Iya, makanya mau. Dia bawa aku ke Blok M untuk potong rambut. Ditungguin, dipotong. Tapi memamg di situ akhirnya awal pertama kali main film, tahun 1977.
Waktu itu abang main di film apa?
Kugapai Cintamu.
Perasaan abang bagaimana kala itu saat pertama kali main film?
Baca Juga: Interview: Kartika Putri Alami Baby Blues, Ingin Menyerah Merawat Anak Kedua
![Cok Simbara saat jumpa pers film animasi Panji Tengkorak di kantor Falcon Pictures, Jakarta. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/25/49944-cok-simbara-saat-jumpa-pers-film-animasi-panji-tengkorak-di-kantor-falcon-pictures-jakarta.jpg)
Ya gimana ya, sebetulnya secara media, itu kan tetap akting juga, sama dengan teater. Cuma, ya beda. Ya senang saja. Artinya, itu babak baru untuk hidup saya yang kemarin luntang-lantung sebagai orang teater, terus jadi orang film.
Sejauh ini suka duka karier abang di dunia perfilman seperti apa?
Jujur ya, nggak ada yang duka banget. Ya aku senang saja, happy saja. Easy going saja. Saya nggak ngoyo. Begitu ada kesempatan, ya kerja. Kalau nggak ada, ya aku fun saja. Saya nggak pernah mau pusing gitu. Mungkin itu yang membuat saya awet sehat. Jadi fun saja.
Tapi abang sempat rasain jenuh nggak sih?
Jenuh iya. Jenuh dalam pengertian begini, untuk umur sekarang, bukan jenuh, tetapi memilih. 'ini kalau saya terusin, kerja berat nggak nanti?'. Karena fisik ya mulai menggerogoti kan. Nggak mudah untuk keluar rumah tiba-tiba mau pergi. Nggak mudah. Apalagi syuting misalnya harusnya stripping.
Aku punya syarat tertentu untuk itu. Kalau misalnya mereka mau memenuhi syarat aku, aku jalani. Dan itu semua pemikirannya bukan karena apa kesombongan. Yang saya pikirkan, 'Gue harus sehat'. Nomor satu sehat. Kalau aku menjalani ini, nggak sehat, saya mendingan pilih yang lain. Kan masih ada pilihan.