Alhamdulillah bisa ya, karena penelitianku kan kuantitatif. Pas prosesnya juga pakai SPSS, jadi memang angka dan sistem yang berbicara, nggak mungkin dimanipulasi. Hasilnya terbukti ada.
Reaksi dosen pembimbing kamu bagaimana saat tahu kamu mengangkat tesis dari pengalaman pribadi?
Alhamdulillah dipermudah. Dosen-dosennya juga membimbing aku dengan sangat baik. Mereka sangat mendukung sekali dan terus memberikan aku support. Tapi mereka juga mengingatkan supaya jangan sampai bias. Walaupun ini masalah kamu, harus tetap obyektif.
Sekarang tesis kamu sudah selesai, kapan wisuda?
Wisudanya masih setahun lagi. Kalau di kedokteran itu istilahnya aku masih koas gitu. Aku lagi latihan untuk ke kliennya langsung. Jadi tesisnya selesai, terus jalan setahun lagi, baru nanti wisuda.
Sebelum lulus, apa yang kamu persiapkan untuk buka praktek sebagai psikolog?
Mendengar cerita orang itu kan butuh energi ya. Jadi yang harus aku pastikan, ketika mau menghadapi klien, aku harus dalam positive vibes. Secara mental juga aku harus dalam keadaan siap menerima omongan orang.
Maksudnya menerima omongan orang ini dalam artian apa?
Ya kan kalau orang cerita nggak enak pasti ada rasa nggak enak ke kita. Sebisa mungkin harus ngerasa objektif. Kalau memang dirasa lagi kurang siap, lebih baik dipending konsultasinya.
Baca Juga: Interview: Zara Leola Soal Karier Hingga Privilege Jadi Anak Enda Ungu
Sejauh ini, sudah sesiap apa kamu untuk buka praktek psikolog?