Infografis
Suara.com - Gadis Kretek, serial yang dinanti setahun lamanya, akhirnya tayang di Netflix. Mengisahkan Dasiyah, perempuan yang tertarik meracik rokok kretek.
Dasiyah (Dian Sastrowardoyo) merupakan anak sulung dari Idroes Moeria, pemilik pabrik rokok kretek. Karena terus terlibat dalam bisnis sang ayah, ia jadi tertarik dengan rokok kretek.
Sayang, pada zaman berlatar 1960, perempuan dilarang melakukan aktivitas meracik rokok kretek.
Tapi sebagai sosok yang membawa pesan emansipasi, perempuan yang juga dikenal dengan nama Jeng Yah ini tidak menyerah.
Dasiyah kemudian dibantu Soeraja (Ario Bayu) lelaki yang ditemuinya di pasar, dengan kondisi babak belur.
Dari sini, kisah Dasiyah sebagai peracik rokok kretek dan romansa bersama Soeraja dimulai. Namun tidak secara langsung, melainkan dari beberapa surat yang mereka tulis.
![Diansastro Wardoyo di series Gadis Kretek. [Neftlix]](https://media.suara.com/pictures/original/2023/11/01/88949-diansastro-wardoyo-di-series-gadis-kretek.jpg)
Tim Suara.com yang berkesempatan menyaksikan dua episode Gadis Kretek menemukan sisi unik. Di mana Kamila Andini dan Ifa Isfansyah sebagai sutradara, menciptakan dua periode.
Ada masa kini yang berlatar tahun 2001. Di mana Soeraja yang telah menikah dan memiliki tiga anak, hendak mencari keberadaan Dasiyah.
Sementara itu, periode 1960 hadir saat Soeraja memberikan surat kepada anaknya, Lebas (Arya Saloka). Berisi, tulisan yang mengisahkan cintanya dan Dasiyah.
Baca Juga: IMA Awards 2023 Digelar Malam Ini, Arya Saloka Jadi Host Bareng Evan Sanders
Bukan hanya dari sisi latar waktu yang unik, tetapi dari cara para pemeran membawakan karakter mereka.
