Dalam tembang “Waktu Tersisa”, ada kolaborasi KLa Project dengan gamelan Sunda dan rampak kendang. Suara tingkahan suling dan rebab berpadu indah. Penonton seperti dibawa ke suasana magis namun manis di sela-sela lantunan lirik lagu yang dinyanyikan Katon. dan rampak kendang.
KLanese disuguhi new experience surround dalam konser yang dipromotori KLa Corporation dan Kestone CLE Indonesia. Edy Khemod bertindak sebagai creative director, yang menyuguhkan visual keren dan apik. Dua layar LED besar di samping kanan dan kiri panggung, tidak hanya membidik aksi panggung masing-masing personel secara close up.
Tapi layar besar yang seperti menjadi bingkai panggung megah, sesekali juga menyajikan visual indah yang melekat dengan tema lirik dan melodi lagu. Sehingga terkensan menyatu sebagai kemasan pertunjukkan.
Sejam berlalu, panggung musik makin terasa hangat dan intim. Ocehan dan kelakar personel band membuat suasana makin terasa akrab. “Lagu Baru”, “Pasir Putih” dan “Satu Kayuh Berdua” adalah deretan lagu yang membawa penonton untuk sing a long.
Sebagai band yang masing-masing personelnya memiliki paket komplet, talenta Lilo yang gitaris juga menyanyikan lagu “Laguku”. Layaknya, The Beatles yang memiliki dua vokalis, ada beberapa lagu KLa yang menampilkan vokal LiLo sebagai vokalis utama dan bukan Katon.
Dalam tembang “Laguku” yang upbeat, selain berdendang, LiLo juga melakukan sedikit koreografi di ats panggjng ala anak-anak tahun 1980/1990an. Suara applaus sorak penonton menggema. Sementara Adi menyandang Keytar, yang oleh LiLo disebut “orgen’ alias “orgen gendong”.
Mengusung tema: “Resonansi Regenerasi: Musik Abadi, Jembatan Antargenerasi”, panggung musik kali ini benar-benar memadukan bukan saja kenangan tapi juga harapan. AETERNITAS, tajuk konser ini dimaknai sebagai simfoni yang abadi, jembatan yang menghubungkan generasi ke generasi dan menyajikan pertunjukkan yang akan dikenang selamanya.
Faktanya, penonton konser musik ini tidak hanya didominasi kalangan Generasi X, tapi juga Gen Milenial dan bahkan Gen Z. KLa Project membuktikan biduk pelayaran bermusik mereka bisa merengkuh penggemar dar beragam generasi.
Dalam “Lagu Baru” KLa Project mengimbuhkan rampak kendang sebagai aksen di bagianinterlude. Katon dan LiLo meliuk-liukkan badan berjoget mengikuti rotme perskusi khas Nusantara itu. Sementara penonton meningkahi dengan suara : Eaaaa, dan suasana di Istoran Senayan pecah.
Jelang paruh ketiga konser, tampil band Lomba Sihir yang membawakan hits KLa Project, “Rentang Asmara” Band yang dimotori salah satunya oleh Tristan Juliano, putra bungsu Addie MS dan Memes di poMemes sebagai keyboardis ini, menyajikan aransemen segar di hits yang menjadi semacam ‘lagu wajib’ bagi KLanese yang menjadisemacam ‘lagu wajib’ sapaan khas penggemar KLa Project.
Panggung besar ditinggalkan KLa Project, Katon dan kawan-kawan berpindah di mini stage di tengah-tengah venue pertunjukkan. Makin dekat dengan penonton, Katon dan LiLo bergantian menyapa beberapa tamu VVIP. Salah satunya Prof Mahfud MD dan Eros Djarot.
Lagu “Semoga” mengalun dengan iringan string section, suara biola dan bas gesek alias kontrabas. Mini stage memungkinkan rotasi arah panggung nyaris 360 derajad. Arah blocking band bisa menyapa penonton, di depan, kanan dan kiri bahkan belakang mereka.
Bukan KLa Project namanya jika tidak bisa menyiasati situasi hal tak terduga di panggung menjadi bahan amunisi menghibur. Saat akan menyanyikan tembang “Belahan Jiwa”, gitar LiLo tiba-tiba ngadat.
“Kok fals ya,” celetuk sang gitaris. Alhasil lagu dengan lirik manis itu dinyanyikan Katon dengan tingkahan petikan gitarnya yang dimainkan LiLo.
Kejutan manis membuat suasana makin asyik tatkala Katon memanggil OnceMekel ke ataspanggung. Duet maut Katon dengan anggota DPR RI dari PDI-P itu sukses dalammembawakan lagu “Romansa”. “Keren suara elo. Kenapa nggak jadi penyanyi aja sih,” kelakar Katon kepada Once Mekel.
Konser berlanjut ketika waktu menunjukkan hampir tengah malam.
Intro tiupan trumpet disambut tepukan penonton. Melodinya familiar, penanda intro tembang “Terpuruk Ku Di Sini” dibawakan. Belum lagi KLa Project naik panggung dan kembali ke stage utama, trumpetist mengajak penonton membawakan tembang “Tanah Airku” dengan latar suara alattiup tersebut.
Deretan suara brass section seperti trumpet serta alto saksofon dan tenor saksofon membuataransemen lagu-lagu yang dibawakan KLa Project malam itu menjadi penuh dan terasamegah. Band legend ini memang tak main-main menyajikan musik mereka.