Kontroversi ini bermula ketika Willie Salim membagikan video yang menunjukkan rendang seberat 200 kilogram yang ia masak hilang dalam waktu singkat karena diambil oleh masyarakat sekitar.
Insiden ini menimbulkan berbagai spekulasi dan opini negatif terhadap warga Palembang.
Sebagian publik menilai bahwa Willie telah menggiring opini buruk tentang masyarakat setempat, sementara yang lain mencurigai bahwa kejadian tersebut hanya settingan demi meningkatkan popularitas kontennya.
Ketegangan semakin meningkat ketika muncul anggapan bahwa Willie dan timnya tidak menyiapkan pengamanan yang cukup selama acara tersebut.
Akibatnya, peristiwa "rendang hilang" ini dianggap sebagai kelalaian dalam perencanaan dan bukan semata-mata kesalahan masyarakat Palembang.
Setelah menuai kritik dari berbagai pihak, Willie Salim akhirnya memberikan klarifikasi melalui video permintaan maaf. Dalam pernyataannya, ia mengakui bahwa kontennya telah memicu narasi negatif terhadap warga Palembang dan ia bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.
"Saya minta maaf untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti gara-gara kejadian viral rendang ini," ujar Willie dalam video klarifikasinya.

Willie juga menegaskan bahwa kejadian ini bukanlah kesalahan masyarakat Palembang, melainkan kesalahannya sendiri karena kurangnya persiapan dalam mengadakan acara tersebut.
"Banyak narasi yang tidak enak terhadap warga Palembang. Jujur, ini bukan kesalahan warga Palembang. Ini sepenuhnya salah saya karena saya kurang persiapan," lanjutnya.
Baca Juga: Bobon Santoso Endus Kejanggalan Konten Rendang Willie Salim: Pergi ke Toilet, Bukan Mengawasi
Kontroversi ini menjadi pelajaran penting bagi para konten kreator agar lebih berhati-hati dalam membuat konten yang berkaitan dengan budaya dan masyarakat setempat. Kesultanan Palembang berharap bahwa insiden ini dapat menjadi pengingat bagi siapa saja untuk lebih menghormati nilai-nilai budaya yang ada, terutama saat berkunjung ke suatu daerah.