Suara.com - Menjelang hari raya Idul Fitri, musisi dan aktivis sosial Melanie Subono membagikan potret menyedihkan kehidupan rakyat kecil melalui unggahan di Instagram pribadinya.
Dalam unggahan pada Minggu (30/3/2025), Melanie mengungkapkan kisah nyata yang dia saksikan langsung di Terminal Kalideres, Jakarta,
Melalui ceritanya, anak dari promotor ini menunjukkan ketimpangan sosial yang nyata di tengah perayaan Lebaran.
Melanie memulai ceritanya dengan menggambarkan dua dunia yang dia lihat menjelang hari raya.
Di satu sisi, ada mereka yang sibuk mempersiapkan hampers, open house, dan baju desainer seragam sekeluarga.
Sementara di sisi lain, ada mereka yang bahkan harus berpikir keras apakah uang yang mereka miliki cukup untuk sekadar memasak makanan di hari raya.
Di terminal tersebut, Melanie melihat berbagai pemandangan yang menyayat hati.
Salah satunya adalah momen ketika dua anak kecil berdiri di pinggir kios yang membagikan makanan gratis, ragu-ragu untuk mengambilnya.
Baca Juga: Melanie Subono Naik Pesawat Pribadi tapi Turun Diludahin Pilot: Kalau Punya Rp1 Miliar...
Ketakutan mereka beralasan, hingga sang kakak bertanya dengan polosnya, "Betul gratis? Ayah belum gajian."
Ada pula seorang nenek yang mengambil banyak kue dengan penuh kebahagiaan karena akan dijadikan oleh-oleh buat cucunya.
Sebuah gambaran sederhana yang menunjukkan betapa rakyat kecil sangat menghargai hal-hal kecil yang bagi sebagian orang mungkin dianggap sepele.
Tak hanya itu, Melanie juga melihat bagaimana sebagian orang mengenakan pakaian terbaik mereka.
Orang-orang tersebut mengenakan semua gelang yang mereka miliki, hanya untuk tampak lebih baik di mata orang lain.
Di sisi lain, ada mereka yang hanya bisa mengantar teman atau kerabatnya yang beruntung bisa pulang kampung, menitipkan pesan maaf kepada keluarga karena mereka sendiri tidak bisa pulang.
Salah satu kisah yang menyentuh hati Melanie adalah seorang pria yang baru saja terkena PHK massal tanpa pesangon.

Pria itu sudah hampir tiga tahun tidak bertemu dengan istri dan anaknya, namun tetap harus bertahan dengan segala keterbatasan yang ada.
Melanie lantas menyoroti para pemudik yang hanya mampu membeli tiket kelas paling murah, yang berarti mereka harus duduk tegak selama 20 jam tanpa kenyamanan.
Bahkan, ada yang masih ragu bertanya, "Saya sudah dapat mudik gratis, masih boleh ambil?"
Sebuah pertanyaan yang menunjukkan betapa sulitnya hidup di Indonesia bagi sebagian orang.
Mereka bahkan masih merasa harus meminta izin untuk mendapatkan bantuan yang seharusnya memang hak mereka.
Lebih jauh, Melanie juga menyebutkan fenomena masyarakat yang berusaha tampil lebih baik di hadapan keluarga.
Ada yang membawa tas bermerek palsu, ada pula hanya sekadar membawa plastik kresek berisi oleh-oleh seadanya.
Mirisnya, ada juga yang sampai harus meminjam dari pinjaman online (pinjol) hanya untuk bisa membeli susu bagi anak mereka.
Melanie mengungkapkan perasaan marah dan muaknya terhadap ketidakadilan yang terus terjadi di negeri ini.
"Selama korupsi, perampasan hasil rakyat, dan aset dikuasai sepihak, ekonomi akan makin memburuk. Dan yang paling terimbas? Rakyat kecil," ungkapnya dengan tegas.
Di akhir unggahannya, Melanie Subono mengungkapkan bahwa dirinya merasa malu.
"Gue nggak tahu alasan atau tujuan gue nulis ini apa. I just did," ujar aktivis berusia 48 tahun ini.
"Yang pasti, setiap manusia bisa dan harus merasa beruntung, kalau saja mereka mau melihat sekitar mereka," lanjutnya.
Melanie menutup unggahannya dengan sebuah refleksi, bahwa setiap manusia bisa dan harus merasa beruntung, jika saja mereka mau melihat sekitar mereka.
Dia pun mengajak semua orang untuk lebih peka terhadap kondisi sosial yang ada di sekitar mereka.
Terlebih lagi, di momen-momen menjelang hari raya yang seharusnya menjadi waktu untuk berbagi dan menunjukkan empati.
Kontributor : Chusnul Chotimah