Gading Marten Rayakan Paskah, Potret Gerejanya Bikin Salfok: Kayak Bahasa Arab

Yohanes Endra Suara.Com
Minggu, 20 April 2025 | 17:19 WIB
Gading Marten Rayakan Paskah, Potret Gerejanya Bikin Salfok: Kayak Bahasa Arab
Gading Marten dan Gempi. (Instagram/gadiiing)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gading Marten membagikan momen perayaan Paskah yang diikutinya secara khidmat bersama keluarga dan orang lain satu keyakinan dengannya.

Terlihat dalam foto, ada papanya, Roy Marten, mama sambungnya, Anna Maria dan juga sang adik, Gibran Marten.

Bahkan ada juga artis lain seperti Casandra Lee yang terjepret kameranya dalam perayaan Jumat Agung tersebut.

"Holy Friday. Ibadah Jumat Agung dan Kudus di Orthodox_jakarta," tulisnya pada Sabtu (19/4/2025).

Dibandingkan dengan potret gereja lainnya di hari raya mereka, gereja Gading Marten terbilang tak ramai.

Meski begitu, ibadah yang dilakukan justru terkesan sangat khidmat dan tenang.

Tak sedikit netizen yang dibuat salah fokus dengan gereja indah Gading Marten sebagai Kristen Orthodox.

Sebagai aliran Kristen yang jumlah pengikutnya tidak banyak di Indonesia, ada yang mendoakan agar aliran yang dianut Gading bisa lebih besar dan punya gereja indah lainnya.

Baca Juga: Link Saldo DANA Kaget Gratis Rp 150 ribu Buat Liburan Paskah, Jangan Ketinggalan!

"Semoga orthodox semakin berkembang di Indonesia dan bisa bikin gereja-gereja yang megah seperti di luar negeri," komentar netizen.

Ada juga yang salfok dengan suara yang diunggah Gading karena terdengar seperti bahasa Arab.

Sampai beberapa netizen lain akhirnya membahas lebih detail tentang Kristen Orthodox yang mereka pahami.

"Suara nya kayak bahasa arab gak si," komentar netizen.

"Kemarin ngeliat status papa Ding.. sekilas denger kok kayak suara bahasa arab dan tulisannya kayak memakai bahasa arab juga," komentar netizen lain.

"Dalam Liturgia Gereja Ortodoks umumnya Berbahasa Yunani,Kecuali Ortodoks Oriental dan Koptik yang Berbahasa Arab," komentar netizen lain.

"Bahkan mreka ada shalat dan Mazmur tersendiri," komentar netizen lainnya.

Gading Marten bersama putrinya, Gempita Nora Marten alias Gempi. [Instagram]
Gading Marten bersama putrinya, Gempita Nora Marten alias Gempi. [Instagram]

Sementara itu, Gading Marten menjelaskan dirinya adalah penganut Greek Orthodox atau Ortodoks Yunani.

Aliran Kristen yang diimani Gading Marten ini sering kali memiliki hari raya yang jatuh tanggalnya berbeda dengan agama Kristen lain atau Katolik.

Namun tahun ini, mereka bisa bersama-sama menjalani Paskah di hari yang sama.

"Senang sekali tahun ini kita, Katolik dan Ortodoks dapat merayakan Pekan Suci secara bersamaan," komentar netizen yang dibalas Gading dengan emoji love.

Mengenal Kristen Ortodoks di Indonesia

Melansir penjelasan dari kolom komentar postingan Gading Marten, memang belum banyak Gereja Ortodoks di Indonesia layaknya gereja Katolis atau Kristen Protestan.

Di Jakarta sendiri ada dua Gereja Ortodoks yang sudah memiliki banyak pengikut.

"Di Gandaria City ada gereja Orthodox di bawah kepatriarkan Moskow Rusia dan di Kalimalang Jaktim di bawah kepatriarkan Konstantinopel Bizantium," jelas seorang netizen.

Gading sendiri menjadi bagian dari gereja Ortodoks di bawah kepatriarkan Konstantinopel Bizantium.

Dalam menjalankan ibadah, ternyata di Kristen Ortodoks mereka mengenal yang namanya salat atau sembahyang dan puasa.

Ada banyak jenis puasa umat Kristen Ortodoks, mulai dari puasa menyambut Natal, Paskah hingga puasa rutin Rabu dan Jumat dengan tujuan mendekatkan diri pada Tuhan dan menahan hawa nafsu.

Lalu apa bedanya Ortodoks dengan Katolik dan Protestan?

Ada beberapa perbedaan tentang Ortodoks dengan Kristen lainnya seperti dalam kepala gereja.

Jika di Katolik mengenal adanya Paus maka di Ortodoks tidak ada dan meyakini kepala gereja adalah Yesus Kristus sementara uskup hanya manusia biasa yang membantu pelayanan keagamaan.

Tanda salib mereka juga berbeda. Jika Katolik melakukan tanda salin dari kepala ke dada dan dari bahu kiri ke kanan. Serta dilakukan dengan kelima jari tangan kanan yang disatukan.

Sementara di Ortodoks melakukan tanda salin dengan tiga jari yakni ibu jari, telunjuk dan jari tengah yang disatukan untuk melambangkan Tritunggal Mahakudus dan dua jari lainnya menempel pada telapak tangan untuk melambangkan sifat ganda (manusia dan ilahi) Yesus. Tanda salib juga dilakukan dari bahu kanan ke kiri.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI