Suara.com - Di balik gelak tawanya di panggung stand-up comedy, komika Eky Priyagung ternyata memendam trauma mendalam.
Secara blak-blakan, dia membongkar kisah pahitnya menjadi korban pelecehan seksual oleh guru mengajinya sendiri di Makassar, sebuah pengakuan yang kini menjadi bola salju panas dan menyeret pelaku ke bui.
Kisah ini dibagikan Eky melalui media sosial dan sejumlah podcast, termasuk di kanal YouTube Deddy Corbuzier, sebagai "hadiah" keberanian untuk dirinya sendiri.
Peristiwa kelam tersebut terjadi pada 2009, saat dia masih berusia 13 tahun dan begitu polos memandang dunia.
Pelaku, SA (49), adalah sosok yang sangat dia hormati. Kehilangan figur ayah membuat Eky begitu mudah luluh dengan kebaikan yang ditunjukkan sang guru ngaji.
"Saya dulu dibaiki, bahkan saya pun sudah menganggapnya ayah," kata Eky Priyagung.
Kedekatan inilah yang menjadi celah bagi pelaku untuk melancarkan aksi bejatnya. Menurut Eky, pelaku adalah seorang ahli manipulasi atau grooming.
Pelaku yang juga berstatus PNS dan pemuka agama begitu mudah mendapat kepercayaan orang tua.
"Dia (pelaku) diizinin langsung sama ibunya, jadi yang predator izin langsung sama ibunya. Karena saking percaya ini adalah tokoh yang kental dan baik banget dengan agama dan masyarakat jadi percaya," beber Eky.
Baca Juga: Agus Buntung Bakal Diadili 16 Januari
Modusnya, Eky akan dijemput untuk latihan mengaji, namun ia justru dibawa ke rumah pelaku atau sekretariat masjid. Sebelum dilecehkan, ia akan diperlakukan layaknya raja.
"Memang beneran diajarin mengaji dulu, dikasih makan dulu. Pokoknya dijadiin raja lah," jelasnya.
Eky mengaku mengalami pelecehan sebanyak tujuh kali. Setiap kali selesai melancarkan aksinya, pelaku menggunakan cara licik untuk membungkam Eky.
Dia dipaksa bersumpah di atas Alquran agar tidak menceritakan aib tersebut kepada siapa pun.
"Pada saat itu gua langsung di sumpahin Alquran langsung gue tujuh kali," ujar Eky.
Meski kasus yang menimpanya secara hukum sudah kedaluwarsa, Eky memilih untuk buka suara demi para korban lain. Dia tak ingin ada lagi anak-anak yang mengalami nasib serupa.