Suara.com - Fenomena dunia maya memang tak pernah kehabisan kejutan. Salah satu tren paling mencolok dari Ramadan 2025 adalah meme Tung Tung Tung Sahur.
Konten absurd yang bermula dari TikTok ini dikabarkan akan diadaptasi menjadi film oleh Dee Company.
"Ngobrol seru bareng kreator di balik Tung Tung Sahur! Berawal dari iseng, sekarang terkenal sampai ke seluruh dunia," bunyi caption di unggahan Instagram mereka.
"Siap nggak nih kalau Tung Tung Sahur difilmkan?" tutup unggahan yang dibagikan pada Jumat, 9 Mei 2025.
Lantas apa itu Tung Tung Tung Sahur? Dan kenapa bisa sebegitu viralnya?
Asal Usul Meme Tung Tung Tung Sahur

Meme ini pertama kali muncul melalui video TikTok dari akun @noxaasht pada akhir Februari 2025.
Kontennya cukup sederhana namun unik, menggabungkan suara kentongan sahur yang familiar dengan visual horor bergaya uncanny valley yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).
Dalam narasinya, diceritakan bahwa jika seseorang mengabaikan panggilan sahur sebanyak tiga kali, maka sosok misterius mirip manekin kayu akan muncul untuk menghantuinya.
Suara AI yang mengucapkan "Tung Tung Tung!" meniru bunyi kentongan tradisional dan langsung melekat di ingatan penonton.
Baca Juga: Review Film The Surfer: Semacam Studi Karakter yang Suram
Perpaduan antara nostalgia tradisi Ramadan dan visual horor absurd ini ternyata ampuh memicu rasa penasaran serta kehebohan massal di platform media sosial, khususnya TikTok.
Kenapa Bisa Viral Banget?

Ada beberapa faktor utama membuat Tung Tung Tung Sahur meledak di dunia maya.
Meme ini berhasil menyatukan elemen tradisi lokal (membangunkan sahur), teknologi mutakhir (AI-generated visuals), dan genre horor ringan yang menghibur.
Selain itu, Ting Tung Tung Sahur termasuk dalam kategori brainrot, yaitu jenis humor absurd dan tanpa logika yang justru memikat karena keanehannya.
Ini sesuai dengan tren global seperti "Italian Brainrot" yang juga mengusung visual absurd buatan AI.
Dirilis menjelang dan selama bulan Ramadan, konten ini terasa sangat relevan dengan keseharian masyarakat Indonesia, menjadikannya cepat tersebar dan mudah diterima.
Banyak kreator ikut membuat versi mereka sendiri, termasuk lagu parodi seperti "I'm Tung Tung Tung Sahur and Love Ballerina Cappuccina," serta berbagai cosplay karakter sahur horor tersebut.
Antara Antusias dan Skeptis

Meski banyak yang menganggapnya lucu dan kreatif, tidak sedikit juga netizen yang merasa skeptis saat mendengar kabar bahwa meme ini akan difilmkan.
Beberapa komentar menyuarakan keprihatinan bahwa industri perfilman Indonesia terlalu mudah terbawa arus tren tanpa memperhatikan kualitas cerita.
"Rasanya sayang banget kalau industri kita malah ngikutin tren viral yang nggak punya cerita atau pesan kuat," tulis seorang netizen.
Ada juga yang mempertanyakan apakah konten dengan durasi pendek dan gaya absurd ini bisa diterjemahkan ke dalam film berdurasi panjang:
"Kayaknya bakal susah, karena penikmat konten tersebut cenderung cuma betah nonton video pendek kurang dari 2 menit," tambah lainnya.
Apa Saja Film-film Garapan Dee Company?

Rumah produksi Dee Company bukan nama baru dalam industri hiburan Indonesia.
Didirikan oleh Dheeraj Kalwani, perusahaan ini dikenal luas berkat film-film horor populer, bahkan box office.
Sebut saja Makmum, Rasuk, Khanzab, hingga Vina: Sebelum 7 Hari yang sempat memicu diskusi publik.
Dee Company memang cukup sering mengangkat kisah-kisah viral menjadi film, terbaru Norma: Antara Mertua dan Menantu.
Dengan rekam jejak memproduksi horor populer yang cukup laris di pasaran, masuk akal jika mereka tertarik mengangkat fenomena Tung Tung Tung Sahur ke bioskop.
Namun, proyek ini juga menantang karena harus mengubah konten pendek absurd menjadi narasi panjang yang utuh dan tetap menghibur.
Kontributor : Chusnul Chotimah