Ia pun mengamati bahwa kondisi ini tampak jelas di berbagai sudut kota dan desa. Misalnya, keberadaan pedagang kaki lima dengan gerobak menjadi pemandangan umum di banyak jalanan di Indonesia. Bagi Aisar Kgaled, hal seperti ini sulit ditemukan di Malaysia.
“Di Malaysia mana ada gerobak-gerobak bro, nggak ada,” kata Aisar Khaled sambil membandingkan situasi di kedua negara.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa di Indonesia masih banyak rumah-rumah kecil dan sederhana, yang menurutnya menggambarkan kondisi ekonomi warga yang belum sepenuhnya sejahtera.
Di Malaysia, kondisi seperti ini hanya bisa ditemukan di daerah-daerah terpencil, itupun tidak sebanyak yang ia lihat di Indonesia.
Menariknya, Aisar Khaled juga mencermati perbedaan reaksi masyarakat saat menerima bantuan. Ia menyebut bahwa masyarakat Indonesia menunjukkan rasa syukur yang sangat besar ketika diberikan sesuatu.
“Kalau di Indonesia, ‘Bang, terima kasih bang’, sampai sujud-sujud,” katanya, membandingkan dengan masyarakat Malaysia yang menurutnya merespons lebih sederhana.
Kehadiran Aisar Khalwd di Indonesia pun semakin ramai diperbincangkan karena ia kerap kali berkolaborasi dengan banyak selebriti tanah air.
Hal ini tentu semakin memperluas jangkauan audiensnya dan menjadikannya sebagai salah satu content creator asing yang cukup populer di Indonesia.
Dengan kombinasi antara kepekaan sosial, konten yang menyentuh, dan interaksi langsung dengan masyarakat bawah, Aisar Khaled tampaknya telah menemukan ruang yang pas untuk menyalurkan niat baiknya sekaligus memperluas pengaruh positifnya melalui platform digital.
Baca Juga: Jay Idzes Dilema! Selamatkan Venezia atau Fokus Bela Timnas Indonesia?
Meski banyak yang memuji, tak sedikit pula yang mempertanyakan motif di balik kontennya. Namun, bagi Aisar, realita kehidupan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu faktor utama mengapa ia merasa lebih terdorong untuk terus berkarya dan berbagi di negeri ini.