Suara.com - Aisar Khaled, seorang YouTuber dan content creator asal Malaysia, belakangan ini sering menjadi perbincangan publik, terutama di kalangan penonton Indonesia.
Namanya kian dikenal luas bukan hanya karena kontennya yang menghibur, namun juga karena kepeduliannya terhadap sesama lewat aksi-aksi berbagi yang ia lakukan di berbagai daerah di Indonesia.
Berbincang dengan Denny Sumargo di Podcastnya, Aisar Khaled mengungkapkan bahwa sebelum menetap lama di Indonesia, ia sebenarnya sudah beberapa kali mengunjungi negara ini.
Bahkan, ia telah menggelar berbagai kegiatan sosial dan konten berbagi jauh sebelum masa tinggal panjangnya. Salah satu kegiatan yang ia sorot adalah perlombaan panjat pinang yang ia adakan di Medan sebanyak dua kali dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.
Namun, di balik berbagai kegiatannya tersebut, Aisar Khaledmenyampaikan sebuah alasan yang cukup mengejutkan tentang mengapa ia lebih memilih untuk membuat konten berbagi di Indonesia dibanding di negara asalnya, Malaysia.
Menurut pria yang sempat dirumorkan menjalin kedekatan dengan selebgram Fuji itu, realitas sosial di Indonesia membuatnya lebih mudah menemukan orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan.
Ia menyebut bahwa di Malaysia memang ada orang yang hidup dalam kesulitan, tetapi sangat sulit untuk menemukan mereka secara langsung. “Ada orang susah tetapi susah untuk cari orang yang betul-betul susah. Tidak ramai,” ujarnya seperti Suara.com kutip pada Rabu (14/5/2025).
Sementara di Indonesia, Aisar Khaled melihat bahwa kondisi masyarakat yang lebih beragam serta populasi yang sangat besar membuat jumlah warga yang berada dalam kondisi kekurangan menjadi lebih nyata dan terlihat.
Ia menuturkan bahwa Indonesia memiliki hampir 300 juta penduduk, dan dengan jumlah sebesar itu, wajar jika lebih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dalam keterbatasan.
Baca Juga: Jay Idzes Dilema! Selamatkan Venezia atau Fokus Bela Timnas Indonesia?
“Jujur, di Indonesia lebih banyak orang susah. Ini saya cerita semuanya reality,” katanya tanpa tedeng aling-aling.
Ia pun mengamati bahwa kondisi ini tampak jelas di berbagai sudut kota dan desa. Misalnya, keberadaan pedagang kaki lima dengan gerobak menjadi pemandangan umum di banyak jalanan di Indonesia. Bagi Aisar Kgaled, hal seperti ini sulit ditemukan di Malaysia.
“Di Malaysia mana ada gerobak-gerobak bro, nggak ada,” kata Aisar Khaled sambil membandingkan situasi di kedua negara.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa di Indonesia masih banyak rumah-rumah kecil dan sederhana, yang menurutnya menggambarkan kondisi ekonomi warga yang belum sepenuhnya sejahtera.
Di Malaysia, kondisi seperti ini hanya bisa ditemukan di daerah-daerah terpencil, itupun tidak sebanyak yang ia lihat di Indonesia.
Menariknya, Aisar Khaled juga mencermati perbedaan reaksi masyarakat saat menerima bantuan. Ia menyebut bahwa masyarakat Indonesia menunjukkan rasa syukur yang sangat besar ketika diberikan sesuatu.
“Kalau di Indonesia, ‘Bang, terima kasih bang’, sampai sujud-sujud,” katanya, membandingkan dengan masyarakat Malaysia yang menurutnya merespons lebih sederhana.
Kehadiran Aisar Khalwd di Indonesia pun semakin ramai diperbincangkan karena ia kerap kali berkolaborasi dengan banyak selebriti tanah air.
Hal ini tentu semakin memperluas jangkauan audiensnya dan menjadikannya sebagai salah satu content creator asing yang cukup populer di Indonesia.
Dengan kombinasi antara kepekaan sosial, konten yang menyentuh, dan interaksi langsung dengan masyarakat bawah, Aisar Khaled tampaknya telah menemukan ruang yang pas untuk menyalurkan niat baiknya sekaligus memperluas pengaruh positifnya melalui platform digital.
Meski banyak yang memuji, tak sedikit pula yang mempertanyakan motif di balik kontennya. Namun, bagi Aisar, realita kehidupan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu faktor utama mengapa ia merasa lebih terdorong untuk terus berkarya dan berbagi di negeri ini.