Suara.com - Perjalanan cinta Najwa Shihab dengan suaminya, Ibrahim Sjarief Assegaf menjadi sorotan publik di tengah kabar duka yang menyelimutinya.
Ibrahim Sjarief Assegaf ternyata sosok suami yang sangat suportif bagi Najwa Shihab semasa menjalani rumah tangga 28 tahun.
Sebab, mendiang suami Najwa Shihab ini ternyata pernah menemani istrinya liputan teroris hingga membantu mengasuh anak di kala istrinya sibuk bekerja.
Anak ulama Quraish Shihab ini pun sempat menceritakan hal tersebut dalam konten YouTube Denny Sumargo.

Saat itu, jurnalis yang akrab disapa Mba Nana ini bercerita soal momen liputan penangkapan teroris di Solo.
Kala itu, Najwa Shihab baru saja menjadi seorang ibu baru yang masih memberikan ASI eksklusif untuk anak laki-lakinya, Izzat.
"Aku ingat aku liputan penangkapan teroris di Solo. Aku masih nyusuin Izzat tuh, Izzat masih bayi enam bulan," kata Najwa Shihab dilansir dari YouTube Denny Sumargo dua tahun lalu.
Karena itu, Ibrahim Sjarief yang akrab disapan Baim pun menyusul istrinya, Najwa Shihab ke Solo bersama anak laki-laki yang waktu itu masih berusia enam bulan.
"Dia ikut lho ke Solo, bawain Izzat," cerita Najwa Shihab.
Baca Juga: Melayat ke Rumah Duka, Baim Wong Khawatirkan Kondisi Quraish Shihab Usai Suami Najwa Shihab Wafat

Bukan tanpa alasan, mendiang Baim melakukan itu agar Najwa Shihab yang masih harus memberikan ASI eksklusif untuk anaknya bisa menyusui di sela-sela liputan.
"Supaya di sela-sela liputan, dia nunggu di hotel karena aku masih nyusuin," tutur Najwa Shihab.
Karena itulah, Najwa Shihab menganggap mendiang Baim adalah sosok suami yang sangat suportif dalam setiap tahapan kehidupannya.
"Jadi, suami yang nemenin istrinya liputan terorisme itu ya Baim. Jadi, dia sangat suportif dalam setiap tahapan (kehidupan)," jelas Najwa Shihab.
Menurut Najwa Shihab, seorang laki-laki dalam rumah tangga memang tak selalu menjadi suami.
"Pentingnya laki-laki dalam kehidupan perempuan. Gak harus selalu jadi suami, bisa jadi sebagai kakak laki-laki, ayah, adik atau siapa pun gitu ya," jelasnya.
Baginya, seorang laki-laki yang bisa menjadi pemimpin dalam rumah tangga dan pendukung ketika diperlukan ini harus selalu diapresiasi.
"Sebagai anggota tim terkadang bisa menjadi kapten kalau diperlukan atau pemain cadangan atau gol kiper di belakang, itu yang harus terus dirayakan menurutku," kata Najwa Shihab.
Sebelum itu, anak ulama Quraish Shihab ini sempat bercerita bahwa dirinya yang memutuskan menikah muda merasa telah tumbuh bersama suaminya.
Selama puluhan tahun bersama, Najwa mengakui bahwa dirinya banyak belajar dari Ibrahim.
Perbedaan usia yang cukup jauh membuatnya merasa seperti terus tumbuh dan belajar dari sang suami.
"Belajar banyak sih satu sama lain, aku merasa Najwa yang dulu umur 20 ketika nikah dengan yang sekarang itu berbeda, jadi tumbuh bersama sih, saling belajar,” tuturnya.
Kesamaan latar belakang pendidikan dan pengalaman ikut pertukaran pelajar ke luar negeri juga menjadi pengikat kuat dalam hubungan mereka.
Baik Najwa maupun suaminya pernah tinggal di luar negeri dalam program pendidikan, yang membuat mereka memiliki sudut pandang yang serupa dalam banyak hal.
"Waktu itu kami sama-sama pertukaran pelajar, jadi sama-sama anak yang pernah tinggal di luar negeri," ucap Najwa.

Bagi Najwa Shihab, Ibrahim bukan hanya seorang suami, melainkan juga sahabat dan pendukung nomor satu dalam hidupnya.
Najwa merasa setiap langkah kariernya sebagai jurnalis, sang suami selalu ada mendukungnya.
"Dia number one suporter sih bisa sampai sekarang, alhamdulillah," tutur Najwa Shihab bangga.