
Pengantin Iblis mengisahkan sosok Ranti (Taskya Namya), seorang ibu dan istri yang amat berbakti kepada keluarganya. Ranti dikisahkan seorang putri bernama Nina yang sangat ia sayangi, meskipun sejak Nina mengalami lahir kondisi disabilitas.
Suatu hari Nina mengalami kecelakaan fatal yang membuatnya membutuhkan penanganan medis. Namun Bowo (Wafda Saifan Lubis), suami Ranti yang bekerja sebagai pelaut, sedang tidak berada di rumah.
Selain itu, keluarga besarnya pun tidak bisa memberikan bantuan untuk pengobatan Nina.
Ranti akhirnya harus mencari jalan lain demi keselamatan Nina. Dengan terpaksa, dia menerima tawaran untuk menikah dan menjadi pengantin iblis.
Tak lama setelah itu, Nina akhirnya sembuh. Namun, ada harga lain yang harus dibayar oleh Ranti dari kesehatan Nina tersebut.
Hal ini melibatkan pertaruhan nyawa seluruh anggota keluarganya.

Film Petaka Gunung Gede mengangkat kisah nyata tentang dua orang bersahabat yang ingin menghabiskan waktu libur sekolah dengan pergi mendaki gunung.
Akan tetapi, perjalanan yang pada awalnya dilakukan untuk refreshing seketika malah menjadi petaka.
Baca Juga: Review Gowok: Kamasutra Jawa, Eksplorasi Budaya yang Gagal Fokus
Berfokus pada kisah persahabatan remaja, film ini menceritakan perjalanan Maya (Arla Ailani) dan Ita (Adzana Ashel) bersama lima teman mereka yang lain mendaki Gunung Gede pada 2007.
Namun, perjalanan ini berubah menjadi petaka saat Ita, yang sedang haid, melanggar larangan masyarakat setempat untuk mendaki.
Ita dianggap telah mengusik penunggu Gunung Gede dan teror mistis pun mulai menghantui kelompok itu. Saat semua orang menyalahkan Ita karena melanggar mitos dan menyebabkan teror, Maya tidak percaya.
Namun pada akhirnya, Ita meninggal secara mengenaskan.
Maya yang tidak percaya kepergian Ita hanya karena pelanggaran mitos, bertekad mencari jawaban atas kematian sahabatnya tersebut.
Maya pun bertanya-tanya mengapa sahabatnya harus menanggung konsekuensi yang begitu tragis? Atau ada sesuatu lain yang telah dilakukan Ita, hingga membuatnya harus menerima hukuman dan teror yang kejam?