Suara.com - Aktor muda asal Thailand, Prom Ratchapat Worrasarn, tengah menjadi sorotan tajam publik.
Namanya viral di berbagai media sosial dan platform pemberitaan setelah sejumlah perempuan mengaku menjadi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh bintang serial BL populer tersebut.
Polemik ini mencuat ke permukaan usai unggahan seorang penggemar yang mengklaim telah dihamili oleh Prom pada Sabtu, 14 April 2025.
Dalam unggahan tersebut, ia membagikan tangkapan layar percakapan pribadi dengan Prom sebagai bukti kuat atas pengakuannya.
Postingan ini langsung menyebar luas dan mengundang gelombang reaksi dari netizen, baik di Thailand maupun di luar negeri.
Yang lebih memprihatinkan, beberapa perempuan yang mengaku sebagai korban menyatakan bahwa mereka masih berada di bawah umur saat mengalami pelecehan tersebut.

Pengakuan ini menambah kerumitan kasus dan memunculkan desakan agar pihak berwenang segera mengambil tindakan hukum terhadap sang aktor.
Menurut salah satu pengakuan, Prom diduga menekan perempuan yang dihamilinya untuk melakukan aborsi.
Ia bahkan menyatakan tidak akan mengakui anak tersebut apabila perempuan itu menolak untuk menggugurkan kandungannya.
Baca Juga: Biodata dan Agama Fifa Premanan, Aktor Thailand yang Menikah dengan Perempuan Berhijab
"Maaf, aku tidak bisa melakukan itu," tulis Prom dalam salah satu tangkapan layar percakapan yang viral, merujuk pada permintaannya agar aborsi tetap dilakukan.
Kalimat tersebut dianggap sebagai bentuk penolakan tanggung jawab yang semakin memperkeruh situasi.
Lebih lanjut, para korban juga mengungkapkan bahwa Prom sering kali mengajak mereka untuk melakukan hubungan intim tanpa pengaman.
Alasan yang diberikan pun terkesan tak masuk akal, yakni untuk menghindari penggunaan plastik demi mendukung isu lingkungan.

"Prom bilang pada temanku kalau dia wanita yang hanya disukainya. Dia sering mengajak temanku bertemu, memesankan Grab, mentransfer uang ongkos, dan seringkali tidak mau menggunakan pengaman," ungkap seorang warganet dalam wawancaranya dengan Channel News Asia Lifestyle.
Tidak hanya itu, Prom juga dituduh menggunakan ancaman dan manipulasi psikologis untuk membungkam para korban.